Skip to main content

Visi Misi (Cont: Ayo Donasi ke Israel)

VISI MISI :

Saya punya visi untuk perjalanan ini selain menjadi volunteer di acara tersebut. Saya rindu membangun jejaring anak muda kristen dan katolik Indonesia dengan Israel.

Saya berpikir sudah saatnya membangun jejaring ini mengingat kegerakan roh Tuhan yang kuat melanda Asia khususnya Indonesia. Indonesia harus memulihkan hubungan diplomasinya dengan Israel. Israel memang bukan satu-satunya pusat kekristenan di dunia. Umat Kristen Protestan mengkiblatkan dirinya ke Israel dan umat Katolik ke Vatikan Roma. Namun Israel merupakan tempat yang paling banyak dituliskan dalam rangkaian perjalanan Jesús Kritus ketika menjadi manusia. Alkitab menulis hal itu secara jelas dan terperinci.

Mengapa Israel ?

Diberkatilah orang yang memberkati Israel.
Israel membuka pintu bagi pertobatan, pemulihan dan berkat bagi bangsa-bangsa hingga kehdupan seseorang secara pribadi.

Gereja selalu menekankan betapa pentingnya memberkati Israel yang artinya membuka kerajaan surga, mempercepat kedatangan Yesus kedua kalinya.

Tapi tidak banyak orang yang konsern akan hal ini. Mengapa ? Karena kepergian ke Israel baru hanya dinikmati segelintir orang untuk berwisata dan bukan menjadi perjalanan titik balik mengubah dan memperbaiki hubungan diplomasi Indonesia –Israel.

Banyak orang menganggap Israel hanya seperti cerita dongeng yang jauh dan entah berada dimana. Padahal darisanalah perjalanan kekristenan dimulai.

Pemerintah bisa saja tetap menutup diri untuk punya hubungan diplomasi dengan Israel tapi sebagai orang kristen yang tahu begitu banyak hal baik yang dapat terjadi jika kita punya hubungan yang baik dengan Israel, kita seharusnya mengubah keputusan ini. Dan mengubah keputusan bukan suatu hal yang mudah karena kita akan berhadapan dengan teman kita kedar dan nabayot. Meskipun mereka juga punya pemahaman yang salah mengapa Israel itu menjadi hal yang tabu bagi mereka atau terlarang. Disinilah harus ada pelurusan sejarah. Pelurusan sejarah tidak bisa dilakukan jika tidak ada yang melakukannya dan ini bisa dilakukan jika ada jejaring anak muda kristen katolik Indonesia dan Israel.

Anak-anak muda - generasi Josua inilah yang menjadi penggerak yang tujuannnya pemulihan hubungan diplomasi. Aneh jika kita mengakui kegerakan Roh Kudus tengah melanda kuat di Indonesia tapi kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Saat ini dan entah sampai kapan, kita harus pergi kesana dari pintu negara lain. Itu artinya masih ada sekat. Jadi bagaimana Tuhan bisa memberkati Indonesia jika jembatan diplomasi ini belum kita bangun. . Kita harus melakukannya.

Mungkin hasilnya tidak instan karena ini bukan perkara gampang tapi kalau kita punya hati, pemikiran yang sama, menjalin komunikasi yang intens, melakukan pertukaran anak-anak muda Indonesia - Israel dan membangun jejaring itu saya percaya Tuhan akan melakukan lebih.

Itu akan membuat pemerintah terpikir kembali untuk membuka hubungan diplomasinya. Pemerintah melihat adalah benar dan bermanfaat menjalin hubungan dengan Israel. Toh banyak warganya yang berhubungan dengan masyarakat Israel. Isarel tidak lagi menjadi momok yang menakutkan tapi justru menguntungkan.

Lantas, mengapa harus menunggu pemerintah melakukan langkah perbaikan hubungan diplomasi dengan Israel? Kita bisa mulai dengan diri kita; dengan membangun jejaring anak muda Kristen dan Katolik – generasi Yosua – dengan anak muda Israel.

Comments

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den