Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011

Belajar dari Kesalahan

Pagi ini aku melakukan perenungan tentang kegagalan di kelas Pre Sessional. Bersama kekasih semata wayang, aku mendaftarkan sejumlah hal yang akan kujadikan pelajaran di hari kemudian. Jumlahnya mencapai 18 buah. "Abang, bahasanya ndak bagus yah, gimana harusnya," tanyaku. Dari seberang lautan (skype maksudnya hahaha), dia mengatakan, "Buat saja pakai kalimatmu sendiri dek," Hm..kupikir benar juga. Meski kemudian dia membantu juga mencarikan kalimat yang tepat (pintar sekali kekasihku ini). Menit ke 5 dia mulai grasa-grusu. Maklum dia pasti sudah lapar setelah sehari semalam harus menemaniku yang lagi tak berbentuk usai diterjang badai kegagalan. Dia hanya makan nasi, yang dibentuknya kayak ketupat hahaha..Ada aja kekasihku itu. Kasihan juga padanya hiksssss... Maafin aku abang. Aku janji ujian Selasa ini fokus dan lulus. Amin. Jadi begitulah, akhirnya dengan segala pertimbangan kurelakan dia off dulu untuk masak babi kecap, sawi dan nasi untuk makanannya hari ini.

Gagal di CAAD

Hari ini aku mendpatkan nilai final di kelas pre sessional. Hasilnya ialah aku gagal. Aku terdiam dan kemudian menangis terisak di depan Rachel Cole (panitia yang membagikan hasil ujian). "Your mark are good but you are fail in listening, so take it easy. You just take another exam on Tuesday," katanya. "Release your sadness, take a tea and prepare for next exams," Hatiku sakit sekali. Sakit bukan hanya karena aku gagal, tapi karena penyebab aku gagal. Sehari sebelum ujian, anak-anak Chinese yang berkelompok itu telah mengetahui topik yang akan diujikan di listening. Mereka memang memberitahukan kepadaku soal topik itu 15 menit sebelum ujian dan aku memang sempat berselancar di google mencari tahu tentang topik yang akan diujikan. Namun aku hanya melihatnya sekilas dan berpikir tidak mungkin topik itu yang akan diujikan dan juga tidak mungkin ada guru yang sebegitu bodohnya membocorkan soal itu. Ternyata aku salah. TOPIKNYA MEMANG ITU! Aku shock, mati beku di tempat

Hari terakhir di kelas Pre Sessional kampus Sussex

Pagi ini aku bangun lebih awal karena menyiapkan bahan-bahan buat perkedel, mie sea food goreng dan babi kecap (Hm, aku jadi teringat mama kalau begini. Dia selalu saja bangun pagi agar ketika aku bangun aku bisa sarapan dulu). Sejujurnya, hatiku masih belum pulih benar usai menerima nilai yang diberikan guruku Simon Williams. Aku masih merasa dikhianati karena aku hanya mendapatkan nilai 60 %; niai tertingggi kedua di kelas. Tapi siapa yang peduli dengan nilai itu karena tetap saja kenyataannya aku tidak mencapai nilai 65%; nilai yang harus kuraih agar bisa belajar di jurusan jurnalisme. Oh..sakitnya..... Aku penuh dengan kemarahan dan aku benar-benar menumpahkannya. Meski dari awal aku janji menanggapinya dengan santai, tapi ternyata aku tidak bisa dan Simon tahu itu. Sejujurnya lagi, aku benci karena aku marah pada Simon karena aku sangat sayang padanya. Simon adalah orang yang akan menatap matamu dengan matanya yang jenaka. Simon adalah orang yang akan menunggumu selesai bicar