Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2005

pohon mangga kantor

pohon mangga di kantor berbuah. itu satu2nya pohon yang menghasilkan. tumbuhnya tepat depan kantor agak ke pojok. pohonnya pendek, daunnya ga rimbun lah tapi buahnya lumayan banyak. nah, bulan ini pohon mangga itu mendadak menjadi berita terhangat mengalahkan romors yang mengatakan bakal naik gaji. gimana enggak. bayangin aja. semua karyawan kantor berebut menamai buah buah yang sedang bersemangat bergelantungan. awalnya pipit-bagian marketing yang nulis tepat di dua buah mangga seranting "poenya pipit". waktu itu aku masih enggak peduli. soalnya waktu musim mangga yang lalu (itu baru pertama kalinya dia berbuah) akulah orang yang pertama kali mencicipi ranumnya buah itu. yah meski itu kebetulan banget, dia jatuh ketika aku melintas masuk dengan terburu2 mo ke ruang editorial meeting jadi kali ini kupikir aku akan lucky juga. tapi alamak esok harinya, semua mangga nyaris telah punya nama. "punya afik" "punya hana " dan tulisan punya2 lainnya. semua na

menunggu

jam 8 semalam, aku berdoa spesial tentang hidupku. sangat spesial sampe aku takut mengucapkannya. tapi kuucapkan juga. ketika aku pikir itulah jalan terakhir. habis berdoa aku malah tertidur dengan wajah yang kebenamkan kebantal biru yang lembut. jam 9 aku bangun, tidak ada juga yang terjadi. aku tidur lagi. jam 10 aku bangun. hanya suara ibu dan bapakku yang ngobrol saja yang kudengar. akhirnya aku berdoa lagi, " ayolah God, make something happens..." tapi semuanya berlalu begitu saja sampe tenggat waktu yang kutentukan. Tuhan, aku mengasihiMu. SUNGGUH!

Mazmur 119

Inilah penghiburan dalam kesengsaraanku bahwa janjiMu membuatku hidup Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintahMu Bahwa aku tertindas itu baik bagiku agar aku belajar ketetapan-ketetapanMu Taurat yang Kau sampaikan adalah baik bagiku lebih baik dari ribuan keping emas dan perak

Raimondone

Raimondone, wartawan majalah Itali nyampe ke Medan Rabu malam. Tapi pagi ini dia terpaksa pulang ke Kota Bangkok-Thailand (Pos liputannya adalah Asia. Jadi dia berdiam di Bangkok). Alasannya karena kantornya memutuskan untuk membatalkan keberangkatannya ke Nias. Aku mencoba mencari tau alasan sebenarnya. Dia bilang itu karena pemerintah Indonesia akhirnya menyatakan bencana nias adalah bencana lokal. Temanku yang lain lantas bertanya berapa korban yang diperlukan untuk dapat dikategorikan bencana nasional. aku hanya terdiam. aku ga tau. aku malah melihat bencana Nias adalah bencana internasional. Toh yang mengalaminya juga banyak seperti India, Srilanka dan bahkan Thailand. Tapi Niaslah yang terparah. Kalo karna hitungan korban jiwa yang lebih sedikit dibanding Aceh, apakah kita tidak dapat mengatakan itu karena faktor keberuntungan. Coba bayangkan 8,7 skala richter. Aku pikir hanya orang-orang yang beruntung saja yang bisa lolos darinya. Tapi lagi-lagi aku cuma bisa belajar untuk mem