Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2006

kangen kamu

Ga mudah jadi kekasihnya.tapi juga ga sesulit yang seharusnya jika aku sedikit lagi mau bersabar dan belajar menerimanya. bertengkar lagi. Dua kali dalam bulan ini. Berapa pulsa telpon yang kita habiskan untuk pertengkaran yang well...(gimana mau nikah sayang...jika terus2 an begini) Kau dimana, aku dimana. "bang, seru banget deh pertemuan tadi. Mau dengarin nggak?" "tentu donk. gimana hasilnya? "bla bla...bla...." "kayaknya seru banget yah. Ntar kita ketemuan yah." "tadi kan udah." protesku. siang memang kami ketemu. ketemu dia sekedar ngambil eh tepatnya minjem flash disknya. niatnya malemnya kerja lembur nyiapin artikel yang tertunda karena listrik padam. "Yah adek...."suaranya terdengar jadi nggak semangat. Aku ketawa ngakak. "Yah udah ketemuan deh. Jam berapa? dimana? " "Ketemu di rumah kamu aja. Kamu dah mau pulang kan? Langsung pulang yah. Ntar aku nyusul." "Yah udah.aku tunggu." Klik! dan baru

percakapan sepasang kekasih.jangan ditiru!

aku punya seribu satu rangkaian kata yang ingin kuucapkan tapi kenapa aku malah memilih diam saat mendengar suaramu di ujung telpon... "gimana bapak?" "baik" "aku mendoakannya semalam" "oh...thanks kalo begitu." "coba tanyakan apa dia memang sudah baikan?" "yah, ntar kutanya." "kamu nggak kerja?" "nih kerja pake laptop kamu." "aku lagi ngedit nih" "oh.." "hm, apa lagi yah?" diam "yah udah ntar sore kita ketemuan yah." "hm..." "thanks yah dek." klik! percakapan paling membosankan yang pernah kulakukan dan percakapan itu justru kulakukan dengan pria yang mengaku sebagai kekasihku-katanya hiks...

what's up E ?

kjkn hari ini terima message FS dari emil... Hm, baru sekarang kerasa kangennya. awalnya sih kupikir dia sudah nikah.bukan apa-apa...emil kan dari zaman bahuela pengennya cepat nikah. aku habis dicaci makinya karena ga kunjung nikah juga. padahal dia orang yang ingin kuajak nikah hihihihihi atau hiksss hikss... ya enggaklah! emil adalah pria terakhir yang akan kunikahi jika memang ga ada laki-laki lain di dunia ini. aku dan dia ibarat arrggghhhhhhhhh...ga tu deh.bawaannya berantem mulu. itung-itung...emil dan aku puluhan kali terlibat dalam proyek dan pelayanan yang sama. sampe2 yang lain bilang dimana ada novita pasti ada emil. tapi yah itu tadi, kita selalu saja dalam banyak hal ga sepakat. ada aja yang dipertentangkan tapi justru katanya (kata banyak orang yang menilai) disitu kekuatan tim yang ada kaminya. pertentangan ini menghasilkan hal yang konstruktif. emil bagiku adalah keajaiban. dengannya (diluar bicarakan proyek pelayanan) dia lumayan dapat meneduhkan hatiku yang lebih ser

bingung

Dia menanyakannya lagi. Kapan kita menikah? Kemarin ketika itu terlontar dari bibirnya, mataku langsung mengerjap bahagia tapi kini… Kapan? Dia? Dimana? Dia ? Pesta ? Dia (lagi!) Adat? Dia (benaran dia?!) … Jelas, logikaku makin tajam ketika itu muncul ke permukaan. “Aku kemarin mabuk, tapi kini dah sadar,”elakku. “Jadi maksudmu, aku yang sekarang mabuk?” Dia menatapku. Lembut sih tapi aku yakin dia mulai tidak nyaman dengan perkataanku. Aku melengos, mengambil minuman di depanku, memainkan pipetnya dan malah memilih terdiam. “Kapan maunya?” Emang siapa yang nikah sama kamu… “Kalo memang iyah, biar ibu bapakku bisa siap2” Hey, aku kan belum memutuskan menikah denganmu... “Jika memang tahun depan, biar gedungnya disiapkan sekarang. Tahu kan betapa susahnya mendapatkan gedung resepsi di Jakarta” Haik! Kamu siapa sih. Kok langsung mutusin lokasi tempat aku menikah…. Belahan jiwaku….itu yang dikatakannya menyebut keberadaanku. Lelaki lembut itu terlanjur mencintaiku. Dia memanggilku keju…