Skip to main content

bingung

Dia menanyakannya lagi. Kapan kita menikah? Kemarin ketika itu terlontar dari bibirnya, mataku langsung mengerjap bahagia tapi kini…

Kapan? Dia? Dimana? Dia ? Pesta ? Dia (lagi!) Adat? Dia (benaran dia?!) …

Jelas, logikaku makin tajam ketika itu muncul ke permukaan.

“Aku kemarin mabuk, tapi kini dah sadar,”elakku.
“Jadi maksudmu, aku yang sekarang mabuk?” Dia menatapku. Lembut sih tapi aku yakin dia mulai tidak nyaman dengan perkataanku.

Aku melengos, mengambil minuman di depanku, memainkan pipetnya dan malah memilih terdiam.

“Kapan maunya?”

Emang siapa yang nikah sama kamu…


“Kalo memang iyah, biar ibu bapakku bisa siap2”
Hey, aku kan belum memutuskan menikah denganmu...

“Jika memang tahun depan, biar gedungnya disiapkan sekarang. Tahu kan betapa susahnya mendapatkan gedung resepsi di Jakarta”
Haik! Kamu siapa sih. Kok langsung mutusin lokasi tempat aku menikah….

Belahan jiwaku….itu yang dikatakannya menyebut keberadaanku. Lelaki lembut itu terlanjur mencintaiku. Dia memanggilku keju…

Benarkah dia mencintaiku ? Kenapa dia berani mengajakku menikah? Tidakkah dia tahu betapa tidak sempurnanya diriku? Apa dia tahu impian dan ketakutanku yang terbesar ? Relakah dia menghabiskan seluruh hidupnya terikat dengan diriku (aku sendiri sulit mengerti diriku)

Kau dimana........

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...