Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2009

Puasa Lagi

Ayah bilang aku banyak bicara. Ayah bilang aku grasa-grusu. Ayah bilang aku hanya kuat diperencanaan tapi tidak pelaksanaan. Ayah bilang aku harus berhenti karena DIA mau memberkatiku. Jadi ini yang kulakukan; masuk masa doa puasa. Hari pertama sukses. Hari kedua aku bolong. Habisnya aku laper banget dan ada roti keju, srikaya, coklat dan kelapa di depanku. Jadi aku ambil tiga diantaranya dan makan. Bolonglah puasa. Ini hari ketiga. Sukses. Semoga besok hingga akhir bulan nanti nggak bolong lagi. Doa puasa memang menjadi hal yang lumayan sering kulakukan. Biasanya karena ada hal yang ingin kuterobos. Dan kali ini ? Aku hanya ingin tahu mengapa doaku belum terjawab juga ? Apakah ukupanku belum juga penuh ? Apa yang kurang ? Mengapa doaku tidak juga naik ke atas? Ayah, ajar aku berdoa yah. Soalnya aku bodoh banget dalam hal yang satu ini. Kali aja emang doaku salah. Jadi ajarkan aku doa yang benar- yang nggak hanya untuk memuaskan nafsuku saja... Ayah, aku kangen kamu. Love u...

kenyang

Malam ini aku kenyang. Tadi makan mie ayam jamur dengan Kak Desi. Sebenarnya mau nambah lagi makan pisang bakar susu keju tapi kata Kak Desi nggak enak jadi yah aku urungkan. Aku makin gemukan. Tadi waktu ngepas baju, bagian pinggang nggak bisa masuk lagi hahhahhahah...Bukannya sedih aku malah ngakak. Aku coba bagian yang lain, bagian tangannya ga muat hahhahahah.Ampun dah... Tapi aku menyukai hidupku. Sungguh-sungguh menyukainya. Lepas. Bebas; menjadi seaku-akunya. Aku banget maksudnya. Malam ini mau ke pertemuan gereja. Tapi kok rada males yah. Si ketua komsel udah nelpon,"Udah dimana? Di jalan yah ? Kamu datang kan?" "Iyah kak. Nih masih di Studio. " balasku. Online ngeblog dan ngefacebook , tambahku dalam hati hihihihihii... Hari ini berwarna banget. Kenyang makanan dan pastinya makanan rohani juga (jika aku datang) Well, aku datang ajalah. Mana tahu saja Ayah mau berbicara khusus di forum itu.

cerita desi

Setahun tapi sudah banyak hal terjadi. Ikut suami pulang ke kampung halaman, mengandung, dtinggal suami karena perempuan lain, melahirkan anak laki-laki, diusir dari kampung dan terpaksa meninggalkan bayi merahnya disana, dan besok harus sudah pulang kembali ke Jakarta; mengadu nasib demi dua orang anak yang tinggal terbagi di rumah orang tua dan mertua. Begitulah nasib tetanggaku. Namanya kita sebut saja Desi. Usianya jauh dibawahku tapi pengalaman hidupnya justru melebihi usianya. Kasihan anak itu. Dia masih bisa tertawa. "Hidup harus dibawa tertawa kak, kan sudah susah kenapa harus dipersulit, "gitu katanya. "Jadi pulangnya naik kapal laut? "Jadi kak, uangnya nggak cukup" Aku menatapnya sedih, "Aku tambahin deh. Jangan naik kapal, pesawat saja yah? Aku pesanin oke?" Dia terbelalak tak percaya."Nggak usah kak. Aku selalu saja merepotkan kakak," "Enggaklah. Nggak pa-pa kok. Aku nggak repot kalo untukmu. Kau masih kuanggap Desi yang dul