Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2009

Ingin kembali berkebun

Cemaraku mati. Bunga -yang aku lupa nanya namanya ke si penjual-juga mati. Kaktus mulai menggerut merenggang nyawa mau mati. Kok pada mati yah? "Kamu bisanya beli!Nggak bisa jaga."Si Bapak komplen sambil ngorek-ngorek tanah di pot bunga aunthorium. "Bunga-bunga ini kan kau beli mahal. Gimana sih anak perempuan, bunganya bapaknya yang jaga." Bapakku emang jago berkebun. Apa saja yang ditanamnya berhasil. Bahkan bagiku, bapak itu kayak tangan Tuhan. Bunga yang mati kalau bapak sentuh pasti hidup lagi. Aku bukan nggak pintar ngerawat bunga yah cuman yah aku nggak punya waktu banyak. Pergi suka pagi banget trus pulangnya diatas jam 7 malam. Itu kalau nggak ada yang ajak makan atau hang out hiihihihi... Aku pernah lho buat taman mini gitu di rumah kontrakan kami yang dulu. Bunga yang kubentuk love berwarna kuning. Bunga Tahi Ayam namanya karena baunya yang emang kayak tahi ayam itu...(sssttt...berarti pernah ngecium tahi ayam donk Nov hiiihihihihi). Taman itu keren bang

permintaan add si bos

pulang liputan yang dibuka pasti langsung facebook. ada permintaan lagi dan dia ternyata adalah direktur kantor. waduh! rasanya ingin segera menutup layar kompie melihat wajahnya tiba2 ada didepan mata. kan ketahuan nggak lagi kerja malah sibuk berfesbuk ria. confirm apa ignore yah ? bingung.... kalo dikonfirm yah berarti si bos tahu donk apa2 aja tentang aku tapi kalo nggak; masa gue nolak ?! pilihan yang sulit tapi akhirnya di konfirm karena jika dibandingkan akibat negatifnya, sebenarnya banyak juga sisi positifnya. pertama, si bos tahu kalo gue bisa bahasa inggris (secara teman2 di FB banyak yang bule dan mau nggak mau pake english) kedua, si bos bisa tahu kalo jaringan gue internasional hahhahahah.... ketiga, si bos bisa ngeliat sisi seksi gue yang lain dari keseharian dikantor....alamak! keempat, gue bisa ngeliat wajah manis si bos setiap hari; nggak perlu nunggu dia nongol dikantor hihihii... setelah mengadd si RT, iseng searching yang lain dan lebih kaget lagi ternyata si kawan

Kesulitan atau Solusi

Jangan bicara kesulitan. Bicaralah soal solusi. Kalo bicara soal kesulitan mah nggak akan habis-habisnya. Tapi yah itu tadi lebih mudah bicara itu daripada mikirin solusinya. Iyah kan... aku sih belajar untuk bicara solusi. Belajar untuk melihat dari sisi yang lain. Emang nggak mudah tapi bukan berarti nggak bisa dilakukan. Coba aja, mana yang lebih menguras emosi; bicara kesulitan atau solusi. Yah jawabannya kesulitan. Nggak tahu kenapa yah, aku sekarang menghindar bergaul dengan mereka yang suka bicara dan mengeluhkan kesulitan mereka karena aku pikir hidupku juga udah sulit. Jika aku bergaul dengan tipe begini, ini akan membuatku memandang kesulitan yang tengah ada dengan sisi yang lebih gelap. Ibarat kesulitanku warnanya udah coklat hampir ke hitam, nah bergaul dengan mereka akan membuat persoalanku jadi hitam. aku kan nggak kuat2 banget bisa tetap tegar berdiri diantara orang-orang yang suka mengeluhkan kesulitan mereka. Kecuali mereka adalah orang yang mengalami kesulitan tapi b