Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2011

belajar yang terbaik untuknya

Temanku siang ini menelepon dan entah mengapa; bukannya menanyakan kabar dulu, dia langsung mengajukan pertanyaan, "apa sih yang paling kau inginkan dalam masa pacaran?" Tidak butuh semenit bagiku untuk menjawab pertanyaan itu. Aku tahu betul apa yang paling kuinginkan dalam masa pacaran karena itu yang menjadi doaku selama bertahun tahun. Keinginanku sangat sederhana bahkan mungkin menggelikan. Aku hanya ingin dua hal. Pertama, dia tidak malu mengakui aku pacarnya dan dia ingin selalu menggandeng tanganku kalau kami sedang berjalan. Sederhana kan ? Tapi temanku itu ngamuk nggak setuju. Menurutnya aku sangat keterlaluan karena hanya menginginkan hal itu. Tapi apa yang salah dengan kedua permintaan itu, pikirku. Tahun 2006 setelah melewati masa pendekatan yang panjang, aku akhirnya bersedia berpacaran dengan Mr. A (sebut saja begitu). Hm, aku tidak mencintainya tapi sikapnya yang teguh dan permintaan mamaku untuk mempertimbangkan dia, membuatku luluh. Kami jadian tepat di saat

belajar mencintai ala Ayah

Ayah, aku mengerti sekali seperti apa hati ayah ketika aku dengan cara sembrono, tak peduli dan sepihak tidak membalas cinta Ayah. Rasanya sangat menyakitkan yah. Dan betapa herannya aku, Kau masih saja mau mencintaiku. Ayah, kemarin malam maagku sakit sekali dan aku mengirim sms kepada orang yang kukasihi tapi tidak ada balasan dan respon sama sekali. Pagi ini sakit maagnya sudah pergi tapi hatiku yang justru sakit. Ayah, mengapa Kau terus saja mencintaiku padahal aku jarang sekali membalas cintaMu. Kadang aku datang bilang cinta padaMu tapi sebegitu cepat aku mengatakan cinta, secepat itu pula aku mencintai dunia ini dengan segala dosa didalamnya. Aku tidak mengerti kenapa Kau tidak meninggalkanku seperti saat ini aku ingin meninggalkannya? Apakah karena memang Kau sangat mencintaiku atau karena Kau terlalu baik untuk mengabaikanku ? Aku tidak mengerti cara berpikir Ayah. Aku tidak pernah bisa mengerti kenapa Kau sangat mencintaiku yang sangat tidak sempurna ini. Ayah, aku ingin bela

balik kanan

Ayah, aku jarang sekali membuatmu bangga. Bahkan saat ini sesungguhnya aku malu mendatangiMu setelah kelakukanku yang buruk sebulan terakhir ini. AKu mengerti sekali ini hanyalah sesuatu yang harus aku menangkan sebelum masuk tahapan berikutnya. Tapi hati licik ini selalu menuduhku. Aih bencinya aku. Yeah setidaknya hari ini aku telah menjaga sikapku. Rasanya tidak adil berkelakuan buruk setelah semua hal yang KAU lakukan dalam hidupku. Ayah, aku sangat sayang Ayah. Aku ingin ayah senang dengan hidupku. Tolong aku Ayah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi esok hari. Hm, oh yah aku lupa bilang kalau hari ini untuk pertama kalinya aku berbincang dengan Avin salah satu FE cohort 9. Ternyata anaknya asik dan dia menolongku untuk semakin berpikir positif tentang rencana kuliah S2 ku. Makasih ayah buat perbincangan tadi.

cara mudah menakar cinta

Kata orang, cinta membuat seseorang menjadi sangat kreatif. Dan aku percaya perkataan itu. Menurutku, cinta itu menghasilkan energi yang membuat kita mampu mengeluarkan potensi-potensi terdalam kita sehingga terasa wajar memang jika kemudian orang yang mengaku nggak mahir menulis sekalipun, bisa mendadak jadi cerpenis atau penulis puisi akibat sedang jatuh cinta hehe... Aku masih ingat pria pertama yang benaran jatuh cinta padaku. Di tengah kesibukannya yang padat, dia meluangkan waktu untuk menulis surat berlembar-lembar untuk kemudian dikirim kepadaku. Isinya luar biasa. Aku masih ingat salah satu potongan kalimatnya di surat itu. "Sayang, hari ini aku bertemu dengan perempuan cantik dan seksi dalam lift. Aku langsung teringat kamu. Tapi kan kamu jauh lebih seksi dari dia. Kekasih siapa dulu." Terdengar lebay kan kalimatnya ? Tapi kalimat itu menjadi kalimat yang akan selalu kuingat. Pria yang sama ini juga yang secara mengejutkan mengirim CD Phil Collins di hari Valentine

berharap cincin baru

Cincinku rusak. Cincin yang dibelikan mama pengganti cincin yang hilang tahun lalu, kini rusak. Matanya lepas. Aku membawanya tadi untuk diperbaiki, tapi harganya terlalu mahal bagiku saat ini. Rp 200 ribu hanya untuk memasangkannya. Jadi aku mengurungkan niatku. Aku selalu merasa tidak lengkap kalau tidak memakai cincin. Sejak SD, mama telah membiasakan diriku memakai cincin di jari manis kiri. Aku masih ingat dengan jelas momen aku menerima cincin pertamaku. Mamaku adalah guru di sebuah sekolah dasar negeri di kota Binjai. Gajinya kecil untuk ukuran hidup di kota Medan (kami tinggal di Medan). Mama juga harus pintar-pintar membagi gajinya untuk menyicil biaya pembangunan rumah kami di kabupaten Deli Serdang (Deli Serdang berbatasan langsung dengan Medan dan Binjai). Berhubung bapak kerjanya serabutan, alhasil mama yang nyaris menanggung semua biaya rumah tangga. Nah, suatu kali ketika mama mengajak belanja ke pasar. Mama membawaku ke sebuah toko emas. Aku sangat senang sekali dan ta