Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Janji yang Ditepati

  Jumat lalu (30/10), suamiku lulus CPNS. Perasaan senang, haru bercampur di hati. Menengok ke belakang, kami memang patut mengucapkan syukur karena perjalanan CPNS dia yang tidak mudah. Sejak daftar di bulan Nov 2019, berkas suamiku ditolak karena dinilai tidak memenuhi syarat kompetensi bidang sesuai ijazah. Padahal sebenarnya sama sih hanya saja, karena dia lulusan kampus Belanda, maka tidak ditulis eksplisit di lembar ijazah dengan kompetensi yang disyaratkan. Aku nanya ke dia, apakah itu bisa diperjelas dan ternyata panitia seleksi memberi waktu seminggu untuk melakukan sanggah atas ketidaklulusan. Dan kami memakai waktu sanggah itu. Singkat cerita, dia kemudian dinyatakan lolos seleksi berkas. Wah, kami senang sekali sampai pakai berurai air mata. Terima kasih Tuhan. Kami memang sejak awal udah mendoakan hal ini dan berharap penuh kalau suamiku lulus. Jadi waktu awal ditolak, kok ya rasanya langsung nggak enak banget. Kayak nggak ada harapan. Untunglah kami sempatkan buat sangg

Belajar Jadi Orang Tua

 Anakku yang sulung kini berusia 6 tahun. Sudah TK B dan mulai bisa mengeja kata-kata. Ada rasa haru, bangga, sedikit kuatir dalam membesarkannya. Namun rasa terbesarnya ialah kesadaran penuh bahwa aku kini bukan si lajang lagi tapi sudah jadi ibu. Menjadi orang tua seperti orang tuaku dulu. Suatu peran yang ternyata tidak semudah dan seenak kubayangkan. Ian, anak sulungku itu meniru habis sifat bapaknya yang berdarah Jawa Solo. Sudah dapat dibayangkan benturan yang kuperoleh dalam membesarkannya dalam lingkungan Batak Toba dimana orang-orangnya keras dan terus terang dalam menyampaikan sikap dan pikiran mereka.  Aku jujur harus kerja ekstra keras untuk mendidiknya jadi pribadi yang mengambil sisi yang positif saja dari latar belakangku dan bapaknya. Jadilah anak itu menjadi ruang percobaanku; yang sering membuatku menangis malam-malam ketika aku sadar aku melakukan kesalahan namun yang kadang membuatku berani tepuk dada, karena Ian menjadi gen yang lebih dari anak-anak sekitarnya. Itu

Mari kita Bercerita Lagi

Beberapa hari ini Tuhan mengingatkanku kembali untuk mengisi blog ini. Dulu, blog ini aku isi dengan cerita keseharianku sebagai jurnalis, anak tunggal, perempuan batak lajang yang jumplitan menemukan teman hidup. Isinya jadi macam-macam. Berwarnalah menurutku. Blog ini juga merupakan teman curhat yang setia menampung apa saja; yang biasanya lebih lugas untuk kutuliskan daripada kuceritakan ke orang lain, Yah, namanya juga benda mati. Sesukaku menulis tanpa takut diprotes. Hal yang kuyakini sebagai sumber nikmat melepaskan galauku pada masa lajang. Dan setelah aku sekolah lagi ke kota Brighton, Inggris di musim semi tahun 2011, aku tidak lagi rajin mengupdate blog ini, Kesibukan mahasiswa baru di negeri perantauan membuat hari-hariku full tenggelam dalam buku dan aktifitas kampus. Tamat di bulan September 2012, aku pun disibukkan dengan perencanaan pulang dan menikah yang kuadakan di pertengahan bulan Juli 2013. Dan and so on, and so on....bejibun peristiwa terjadi, dan terbengkalai to