Skip to main content

Tahap 1 dan 2 Ford Foundation

Amplop yang kuterima malam itu berwarna coklat. Aku membukanya sangat hati-hati sembari terus mengucap sykur kepada DIA pemilik kehidupanku atas kesempatan ini. Dalam amplop coklat itu aku menerima dua formulir tebal sekira 11 halaman dalam versi Indonesia dan Inggris.

Bingung ? Ya iyahlah..Aku tidak terbiasa mengisi formulir resmi apalagi harus pakai bahasa Inggris. jadi kuputuskan untuk meminta bantuan Kak Deti Indarsari. Aku masih ingat betul kami berdua sama-sama melongo nggak tahu apa yang harus diisi di dua formulir itu. Pertanyaannya bagiku rumit seperti bidang studi apa yang kuinginkan (dipilih dari puluhan bidang studi yang telah ditentukan mereka), di kampus mana, termasuk bidang penelitian apa yang ingin kugeluti kemudian. Aha! Ini dia yang paling rumit karena aku bukan manusia teoritis tapi praktis. Maka dengan atas berkat rahmat Allah yang pengasih dan penyayanga (Halah! lebay), kami berdua mengisi semampunya.

Cilakanya (atau sekarang beruntungnya hahaha), formulir itu sebaiknya diketik agar terbaca panitia. Namun yang terjadi ketika kak Deti mengeprintnya, formulir versi bahasa Indonesia tersendat di mesin printer yang membuatnya hitam dan nyaris koyak. Kak Deti dengan penuh kengeriaan memberitahukannya padaku. Entah mengapa, waktu itu aku yang malah menghibur kak Deti, "Nggak pa pa kan..Itu tandanya kita sungguh-sungguh telah bekerja keras sampai nyaris robek haha..). Akhirnya diputuskan ditulis tangan ama kak Deti.

Pertanyaannya mengapa ditulis kak Deti ? Karena kalau tulisanku, pasti panitianya akan capek sekali harus menyewa ahli sejarah tulisan purba untuk terjemahkannya hahahaha...

Persoalan lain yang kutemui adalah mendapatkan tiga rekomendasi. Ini dia ni yang paling menantang. Kawan, jika nanti kau sampai pada bagian ini, yakinkan dirimu bahwa orang yang merekomendasikanmu adalah orang yang benar-benar tahu kapasitasmu dan pernah terlibat kerja sama. Plis nggak usah tergantung harus mendapat rekomendasi dari orang-orang yang terkenal. Percayalah! It works!

Satu lagi, jangan gampang menyerah, merasa terintimidasi dan bahkan rendah diri ketika meminta rekomendasi dari orang lain. Percayalah, di luar sana ada dua kelompok orang. Pertama, orang besar yang menginginkan orang lain mengikuti jejaknya menjadi orang besar atau orang besar yang berhati kecil dan dengan dengki berharap kau tetap berada ditempatmu sekarang dan tidak pernah menjadi orang besar seperti dia. Kalau kau bertemu tipe pertama, kau sangat beruntung. Belajarlah darinya dan menjadilah sepertinya untuk orang lain. Ingat itu ! Namun jika kau terpaksa bertemu tipe kedua kau juga termasuk beruntung karena jika kau bisa lolos tanpa sakit hati dengan penolakannya kau akan menjadi orang besar yang tangguh tak takut penolakan. Ini penting lho!

Dalam masaku dulu, aku bertemu dengan dua tipe itu. Tipe pertama adalah bos kantorku di Radio Trijaya Medan Bapak Rully Tarigan, dosen di kampusku di USU Bapak Humaizi, dan Ketua Forum Jurnalis Perempuan Sumatera Utara Linova. Mereka adalah orang-orang besarku. Tipe kedua adalah hahaha..tentu saja aku tidak akan mengungkapkannya disini, tapi percayalah mereka ada dan sangat eksis. Aku sih awalnya sakit hati juga karena ditolak dan direndahkan. Bahkan aku masih ingat, bagaimana seorang yang kuminta rekomendasinya memandangku dari atas ke bawah dan balik ke atas lagi dan setelah berpikir (masih pakai otak ga ya dia mikir hahaha), dia menolakku mentah-mentah dan mempermalukanku di depan umum.

Seminggu lalu aku menegurnya dan mengatakan aku sudah di Inggris sekarang. Aku cukup melakukan itu supaya dia mengerti dunia nggak sempit dan diatas langit yah ada langit (Pssst..kenapa yah peribahasa ini bilang diatas langit ada langit???)

Formulir itu kemudian dikirim tiga hari menjelang deadline tanggal 31 Desember 2009.

Nah seingatku pula, aku sangat cemas menantikan hasilnya. Sebulan, dua bulan, tiga bulan terlewati begitu saja. Padahal masih menurut bang Fota biasanya pengumuman dari tahap satu ke lainnya hanya tiga bulan saja. Jika tidak ada panggilan juga, berarti gugur.

Namun beberapa hari sebelum aku mendapat pemberitahuan aku lolos tahap dua, aku bermimpi.

Aku dan banyak orang sedang berada di lapangan yang begitu luas dan tiba-tiba bulan jatuh dari langit. Orang-orang berlari mengejar bulan jatuh itu. Tapi bulan itu seakan menghindari mereka. Ketika itu, aku dengan kengerian yang sangat mengikuti gerak sang bulan. Anehnya aku melihat bulan itu bergerak ke arahku. Aku menjadi ketakutan karena bulan itu begitu besar dan terang menderang. Aku masih ingat dimimpiku itu, beberapa orang yang yang berpakaian sangat bagus dan rapi berusaha menanngkap bulan itu, tapi bulan itu berputar ke arah lain dan arahnya kearahku. Aku semakin ketakutan karena dia begitu besar sampai kemudian bulan itu jatuh dipangkuanku.

Itulah mimpiku. Ajaib Kau Tuhan..Sangat ajaib!!

Comments

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den