Skip to main content

Agama tidak membawamu ke surga

Sudah lama aku merasakan ini, lama sekali. Perasaan diperlakukan tidak adil oleh saudara sebangsa setanah air Indonesia. Itulah sebabnya saya tak begitu suka main di ranah yang satu ini, ranah yang bisa membuat orang yang tak kenal Tuhan, Allah (apapun sebutannya ) atau orang yang bahkan tak pernah berdoa, sembayang (apapun sebutannya) atau orang yang bahkan tidak pernah membaca Alkitab, Alquran (apapun sebutannya) bisa menjadi pahlawan, martir, jihad (apapun sebutannya).

Dan kalau pun masih saja di malam natal ini saya tetap disodorkan artikel, perdebatan 'bisakah mengucapkan natal pada orang Kristen ' atau 'gereja dilarang dibangun diatas jalan yang berbau agama tertentu ' atau polisi masih saja harus berjaga-jaga saat umat Kristen harus merayakan natal dan hal hal lainnya....TERUS TERANG SAYA MUAK!

Saya bosan harus diam. Saya bosan hanya bisa menyimpan isi kepala saya, isi hati saya kalau saya muak dengan semua yang terjadi. Saya bosan berusaha mengabaikannya. Saya bosan menggangap kalimat-kalimat yang ditempelkan di wall fesbuk teman-teman atau fesbuknya temannya teman yang selalu saja merasa kelompoknya yang paling benar. Saya sungguh muak kalau masih berurusan dengan orang-orang yang otaknya hanya berisi dia dan kelompoknya yang paling benar. Dan yang paling saya bosan adalah berpikir dengan mendiamkan konflik beragama maka konfilk itu akan reda dengan sendirinya.

Dengarkan kawan! Agama tidak membawamu kemanapun. Agama adalah kotoran jika kau tidak mengasihi orang lain yang hidup bersebelahan denganmu.

Comments

Anonymous said…
aq paham rasa muak itu sayang...tapi begitulah dunia ini :-) tentu dirimu lebih paham dariku ttg kesejatian dunia yg slalu menghadirkan kebaikan dan keburukan secara berdampingan...bukankah itu menjadi ujian bagi kita semua? jangan pernah berhenti bersmangadh menunjukkan yg terbaik, dan dalam hal ini adalah sikap cinta kasih dan toleran... love u always my dearie ;-)

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...