Skip to main content

Rundown Kegiatan


Rundown Kegiatan

Nama Kegiatan : Nursery Building Activity 

Dasar Kegiatan : Conservation International (CI) Indonesia memiliki hubungan sejarah dengan masyarakat petani kopi di Desa Sinaman 2 Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Para petani ini berpartisipasi dalam sertifikat C.A.F.E Practices dibawah PT. IndoCafCo – ECOM Group, dan mendukung konsep kopi konservasi yang dikembangkan oleh CI Indonesia. Sebagian petani telah mengikuti field school CI di Takengon (10 April – 16 Mei 2013).

Tujuan Kegiatan : untuk membangun sebuah lokalisasi pembibitan benih kopi bagi masyarakat yang diperkirakan menyimpan ± 25.000 bibit kopi asli (varietas Catimor – long berry) yang digunakan oleh 325 petani kopi dari 13 kelompok di desa tersebut.

Peserta Kegiatan : 45 peserta Starbuckss Origin Trip 2013 
                                  35 perwakilan dari berbagai elemen yakni : 
Bupati Simalungun
Dinas Perkebunan Kabupaten Simalungun
Dinas Kehutanan Kabupaten Simalungun
Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun
BP4K (Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Simalungun
Camat Pamatang Sidamanik
Kampus Universitas Simalungun (USI) Pematang Siantar 
Universitas Sumatera Utara (USU)

Jadwal Kegiatan : Jam 14.00 – 14.30    :   Pembukaan acara dan ramah tamah
                                  Jam 14.30 – 16.00 : Pembagian kelompok unit kerja dan peserta diharapkan ikut serta terlibat secara aktif untuk:


memasang bingkai pembibitan dan mengencangkan kabel-kabel
memasang net
memindahkan bibit ke lokasi persemaian
menyiram bibit tanaman
Instalasi plang pembibitan

* Peserta lain akan mendampingi setiap kegiatan teknis diatas
Jam 16. 00 – jam 16.30 : Pemberian cenderamata berupa ulos 

Demikian rundown kegiatan ini dibuat untuk diikuti oleh seluruh peserta. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.


Comments

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...