Skip to main content

ibuku

Ibu...

Tiap pulang aku selalu mendapatimu tertidur. Sudah lama yah, aku tidak mendapatimu tersenyum menyambut kedatanganku. Aku selalu berusaha menyentuh hangatnya pipimu bahkan sebelum tasku menyentuh lantai kamar. Aku suka menciumi seluruh permukaan wajahmu sampai kau terbangun dan bilang, "sudah lama aku tertidur?" dan tanpa menunggu jawab, kau balik tidur lagi. Apa yang hendak kukatakan ibu?Begitu banyak cerita yang tersekat di kerongkonganku. AKu menyimpan rapat berharap ada hari-hari saat bersandar pada perutmu yang buncit dan bercerita seperti yang dulu biasa kita lakukan. Adakah kau masih mengingat ritual itu? Akh ibu, alangkah kangennya aku.

Ibu...

Bapak sekarang telah berubah. Dia menjadi begitu perhatian. Dia bahkan ribut saat mengetahui rambutku belakangan suka rontok. Bapak juga dengan senang hati tanpa kupinta merelakan waktunya untuk membayar rekening listrik hari ini. Dan apa ibu masih ingat, semalam saat kita berdecap-decap nikmat atas lele panggang plus ulekan sambal bapak yang khas. Akh ibu, senang sekali aku mendapati satu lagi kelebihan bapak.

Ibu...

Aku pindah gereja sejak bulan ini. Keputusan yang berat. Aku sudah bilang kepadamu sebulan sebelum keputusan itu kuambil. Tapi minggu pagi kemarin masih saja kau bertanya kenapa aku ga pergi ke Tamariska.Akh ibu, jadwal ibadahku kan dah sore hari. Ini kulakukan biar aku bisa masak, setrika,nyuci dan yah mengawasimu tidur. Aku ndak kuasa bercerita kenapa keputusan ini aku ambil. Aku telah lama berusaha bertahan tapi ibu, keputusan ini juga bukan karena aku memilih menyerah. Justru ini adalah tindakan yang lebih baik daripada sekedar bertahan. Tidak ada sakit hati. Tidak ada kepedihan. Aku melangkah keluar dengan gagah karena untuk itulah aku berdoa sekian lama sebelum mengambil keputusan ini.AKh ibu, sebenarnya aku ingin mendengar nasehatmu soal yang satu ini.

Ibu...

Hari ini dan seperti puluhan hari sebelumnya, aku meminta kepada DIA sang empunya kehidupanku supaya berbaik hati memberikan kepadaku pria yang bisa membuatmu tertawa.Pria yang membuat keluarga kita mencapai titik maksimal mengasihi Tuhan. Ibu, pria itu ada. aku akan memperkenalkannya kepadamu. Akh ibu, betapa inginnya aku melihatmu bahagia memiliki aku.

Terima kasih ibu karena justru saat ini aku menyadari betapa aku menyayangimu.

Comments

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den