Skip to main content

liburan ke penang dan thailand

Akhirnya aku menepati janjiku untuk menuliskan kepergianku ke Penang dan Thailand. sori ini pengalaman tahun lalu hiksssss...

Aku berangkat ke Penang Malaysia hari Jumat siang (18/2) dengan Jatayu Airlines. Ga ketulungan lagi laper yang aku alami akibat buru2 berangkat ke bandara. Aku ga sempat juga makan dan berharap dapat makan siang di pesawat. Jadi gitu kereta makanan pramugari itu datang, aku langsung semangat. Tapi aku nyaris pingsan gitu tau ga ada makan siang. Cuma biskuat sebungkus kecil dan aqua gelas. Woiiiiii laperrrr neh L

30 menit penerbangan kami langsung nyampe di bandara Penang. Bus wisata (di Malaysia namanya bus pelesiran) udah menunggu dengan manisnya. Padahal aku masih jet lag, mana laper lagi… Tapi untunglah perberhentian pertama adalah rumah makan. Ga usah ditanya d seberapa banyak yang kusantap, apalagi Tom Yan nya. Itu sup ikan dengan rasa asam manis. Enak dan segar banget. Apalagi minumnya pake air sirop dingin slruppppppp…

Trus kita ke ….(aku lupa namanya). Pokoknya sebuah tempat yang banyak kuil-kuil tempat orang beragama Budha sembayang. Trus ada kawasan yang semuanya penuh dengan lampion merah dan kuning (eh, apa itu warna fave dewa mereka yah)… Aku masuk ke kuil terbesar dan banyak buah2 an yang dipersembahkan disana. Ada satu niat yang tergelitik pengen mengambil salah satu anggur yang terletak tepat di depan sang Budha. Tapi ga jadi. Bukan karena takut tapi kelupaan, asik foto2 hihihihihi. Trus ada seorang co (yah lumayan kerenlah) naik dan masuk sembayang ke depan sang Budha. Aku buru2 ambil kamera, ga taunya dia dah kelar (kok doa cepat banget yah, cuma tiga kali nunduk siap). Aku datangi co itu trus dan minta dia sembayang lagi. Eh, ga taunya dia ga ngerti yang aku bilang. Dia bales menjawab dengan bahasa cina. Aku balik bengong. Ga putus asa, aku pake bahasa Tarzan. Eh dianya ngerti dan mau hihihih

Abis itu kita ke Bukit Bendera ato Bendera Hill. Disana kita naik kereta listrik bareng turis yang lain. Kalo soal pemandangan lumayan indah. Semua bangunan terlihat tertata rapi. Tapi soal keaslian alam, Indonesia tetap yang terdepan. Soalnya mereka punya ga asli. Ga kayak yang di Bukit Lawang. Aku sempat berfoto sama seorang bule bernama Fabio. Aku gondok banget waktu tau dia ternyata bisa bahasa Indonesia. Padahal aku dengan sok pedenya ngomong bahasa Inggris hihihihi. Tapi sutralah J))))

Oh yah, di Malaysia mobil2 itu bentuknya mini. Mobil proton jenisnya. Harganya mulai RM 27.000. Murah kan. Kalo ga tau yang gimana mobil proton, ingat ga mobilnya Mr. Bean. Nah yang kayak gitu deh cuma lebih keren. Trus Kerajaan Malaysia sayang banget ama rakyatnya, buktinya disana masyarakatnya boleh mencicil rusun (rumah susun) dengan harga terjangkau. Soal fasilitas untuk pegawai pemerintah juga diperhatikan banget. Tapi rumah-rumah di Kota Penang termasuk kecil dibandingkan rumah2 di Kota Medan. Lalin juga beda banget dengan di Medan. Disana semua orang kayaknya taat aturan deh. Ga kayak di Medan, ada polisi juga kagak takut. Anehnya, kenderaan roda dua kudu hidupkan lampu depannya baik siang maupun malam kalo di jalan raya. Kata pak Ibrahim , pemandu wisata kami, itu untuk mencegah tabrakan. Trus traffic light juga dah pake sistem digital. Pake angka gitu untuk nunjukin pergantian warna. Jadi dari jauh, pengendara dah bisa memperkirakan laju kenderaannya. Soal penulisan nomor rumah dan toko juga dibedakan. Kalo di Malaysia, yang toko nomornya besar, kalo rumah yah kecil.

Gitu nyampe di hotel, aku berendam air hangat, dan siap berjalan2 lagi. Aku pikir waria itu cuma ada di Medan, ga taunya di Penang juga ada. Suer, mataku hampir jatuh waktu salah satu waria yang cuantik dan seksi banget mengeluarkan payudaranya di depan kami. Teman2ku yang co pada cekikikan, tapi aku rasanya pengen tenggelam di dasar bumi tidakkkkkkkkkkkk.

Sebagai penggemar kopi, aku pesan kopi waktu kita istrahat sebelum pulang ke hotel. Ga taunya yang namanya kopi malah kopi susu dan ga enak ugh!

Pagi2 jam 8 kita langsung ngepak barang2 menuju Thailand. Aku terlambat bangun (dengan alasan yang ga bisa kupaparkan) dan akhirnya terlambat sarapan. Alhasil aku mencomot tiga telur dadar yang baru di angkat dari kuali dan beberapa potong roti dan memakannya di bus.

Di depan petugas imigrasi aku pasang senyum yang paling ramah. Yah nunjukin kalo orang Indonesia itu baik dan ramah. Tapi matanya cuma mengarah kepada pasporku. Yah gpplah mungkin fotoku jauh lebih menarik dari aslinya hihihihi

Di Thailand kami dapat pemandu Wisata yang baru. Namanya Saudi. Sejak awal dia cerita terus soal ayam. Kupikir Thailand itu tempat yang paling banyak penyabungan ayamnya, ga taunya maksudnya wanita-wanita penghibur alamak….

Kita langsung menuju Songkla, ke konsulat yang ada disana. Trus ke pantai Marmaid, pantai putri Duyung. Pantainya biasa aja. Trus ke hotel di daerah Hattayai. Pengennya langsung tidur, tapi malah siap mandi kita langsung berangkat untuk dinner dan belanja. Disana aku nyempatin diri naik gajah. Aku harus membayar 200 bath atao sekitar RM 20. Kalo dirupiahkan menjadi Rp 50 ribu. Teman2ku bilang aku bodoh kali mau membayar mahal, mending di Bukit Lawang. Tapi masa sih aku harus menunggu pulang ke Medan dan pergi ke Bukit Lawang sekitar puluhan kilometer dari Medan, berfoto disana dan pulang lagi ke Medan. Sama aja kan ongkosnya. Lagipula yang aku ambil momen historis tempatnya. Kapan lagi

Paginya langsung ke balik ke Penang lagi dan disana belanja di Komtar. Pulang ke hotel dan paginya bertemu dengan orang2 pariwisata kota Penang. Kata mereka, orang Medan termasuk lima besar yang sering ke Penang dengan alasan berobat, termasuk para dokter (ugh, jeruk makan jeruk!). Abis pertemuan belanja di Pranggin Mall (berburu syal untuk si guardian angel) dan langsung ke bandara untuk balik ke Medan lagi.

Oh ya, thailandner (sebutanku untuk orang2 Thailand) begitu mencintai bahasa mereka. Kurasa. Habis jarang sekali mereka yang bisa bahasa Inggris. Tapi mereka mirip banget kayak orang Indonesia. Mereka lumayan ramah dan tergolong jujur. Terbukti waktu salah seorang pedagang membalikkan uangku karna nilai belanjaanku lebih kecil dari uang yang kuberikan.

Hm, satu lagi hiburan yang jadi andalan mereka adalah Tight Girl Show, kayak striptise atau tarian telanjang gitu. Cuma yang ini ada adegan hubungan intimnya. Tiket nonton hanya 400 bath, atau sekitar Rp 100 ribu. Tapi saranku ga usah ditontonlah. Ntar yang belum nikah susah penyalurannya hihihihi

Actually, cerita ini dah banyak sensornya. Segitu dulu. Dah malam. Aku mo bobo

Comments

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den