Skip to main content

liburanku di Jkt-Bgr-Bdg-Jogja-Bali-Lombok-Jkt

komentar tentang 6 kota yang dikunjungi:

Jakarta: macet
Bogor: itorrrrrrrrrrrr
Bandung: Tangkuban perahu dan pemandian air panas Ciater
Yogja: belanjjjjjjjjaaaaaaaaa hihihihi (hari belanja sedunia beli oleh2 buat teman2 yang seketika menjadi penodong yang kejam), Mailoboro, keraton Jogja, prambanan, parang tritis, Borobudur
Bali: berjemur di Kuta dan sanur, buat tato elang yang gede (akhirnya), massage di pantai Kuta
Lombok: Senggigi, Gili Trawangan, Sekar Bela. pantai yang mempesona, airnya yang seribu warna, pesona lautnya yang membuatku mau dihukum menjadi little mermaid hihihihi
Jakarta again: my GA donkkkkkkkkkkkk


uehhhhhh nulis lagi di blogspot pasca liburan hihihi.

akhirnya aku kelar juga mengujudkan impian masa kecilku menjadi alice di negeri yang ajaib. dan benar2 ajaib. mulai dari awal keberangkatan yang rada2 ribet, bingung mo bawa apa, mo naik apa, dengan siapa,kemana, tinggal dimana, dananya gimana, termasuk gimana cara bepergian tanpa kehilangan momen yang seharusnya kudapatkan.

gilenya aku pergi tepat di malam kedua aku bisa bobok di kamarku sendiri setelah sebelumnya beberapa hari kepaksa nginap di rumah teman yang dekat lokasi liputan jatuhnya Mandala Airlines. jadi kebayang deh betapa semuanya unsekdjul dan aku hampir sampai ketinggalan pesawat. pesawatnya tinggal beberapa menit lepas landas saat aku menjejakkan kaki di bandara. kontan aku dipelototin, dimarahi, dimaki (dalam hati mereka kali), tapi mukaku yang memelas dengan tampang tak berdosa membuat hati mereka luluh juga.

ada banyak kisah yang ingin kutuliskan. ada yang menggembirakan, yang membuat berdebar, yang menyedihkan, membuat kesal, dan sejuta rasa lagi yang sulit kugambarkan dengan kata selain " DAN BAGIKU KAU (TUHAN) TERLALU AJAIB UNTUK DAPAT DICERITAKAN"



Comments

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...