Perjalanan ini memang menyusahkan, membuat pedih hati dan semangat yang patah. Setelah menangis dalam keterpurukan, aku memutuskan untuk melakukan sesuatu yang kusebut jaga-jaga. Jaga-jaga jika hatiku berubah, Jaga-jaga jika aku memang harus mengalah dan melakukannya, Seperti jaga-jaga lainnya, kadang eh sering sekali aku memang harus menyingkirkan egoku dan melakukan yang tidak kukehendaki hanya karena supaya diterima, tidak dipersulit dan harapan terbesar dimudahkan untuk bisa mendapatkan pertolongan di kemudian hari. Itulah ciri khas anak tunggal. Approval dari orang lain adalah hal yang memang harus dilakukan senatural mungkin. Jadi belanjalah aku hari ini ke pasar Petisah, Mencari sebuah atasan hitam yang bisa kupakai dalam acara adat mertua angkatku. Anakku yang kecil menyebutnya sebagai lorong tanpa batas. " Ini infinity market mak. Kayak backroom dan aku suka. " "Lorong yang panjang ini membuat mamak sesak, " kataku. Mungkin dadaku yang sesak. Karena aku s...
Hai diriku, bagaimana kabarmu hari ini? Masih marahkah? Masih kecewakah? Hai diriku, kau hebat. Pilihanmu, apapun itu hebat karena ujungnya kamu yang bertanggung jawab. Tanggung jawab itu yang buat kamu hebat. Diriku, kalau menangis membuatmu kuat; lakukan saja. Kalau sudah, melangkahlah lagi. Kau akan menjadi lebih kuat, akan lebih tenang untuk menentukan arah. Dalam tiap tangisan, ada kesadaran yang muncul, kelegaan yang terasa dan pikiran baru bahwa semua hanyalah perjalanan yang harus diselesaikan. Kalau mereka tertawa ketika kamu menangis, biarkan saja, Ini tentang kamu. Tangismu perlu didengarkan kalau itu membuatmu lebih lega Hai diriku, aku tahu hari-harimu berat. Terima kasih sudah bisa bertahan. Kamu bisa, kamu kuat. Semangat Vita!