Skip to main content

Aku Punya Tuhan dan Itu Cukup

Perjalanan ini  memang menyusahkan, membuat pedih hati dan semangat yang patah. Setelah menangis dalam keterpurukan, aku memutuskan untuk melakukan sesuatu yang kusebut jaga-jaga. Jaga-jaga jika hatiku berubah, Jaga-jaga jika aku memang harus mengalah dan melakukannya, Seperti jaga-jaga lainnya, kadang eh sering sekali aku memang harus menyingkirkan egoku dan melakukan yang tidak kukehendaki hanya karena supaya diterima, tidak dipersulit dan harapan terbesar dimudahkan untuk bisa mendapatkan pertolongan di kemudian hari. Itulah ciri khas anak tunggal. Approval dari orang lain adalah hal yang memang harus dilakukan senatural mungkin.

Jadi belanjalah aku hari ini ke pasar Petisah, Mencari sebuah atasan hitam yang bisa kupakai dalam acara adat mertua angkatku. Anakku yang kecil menyebutnya sebagai lorong tanpa batas. " Ini infinity market mak. Kayak backroom dan aku suka. "

"Lorong yang  panjang ini membuat mamak sesak, " kataku. Mungkin dadaku yang sesak. Karena aku sadar aku sebenarnya tidak ingin melakukannya. Tapi kulangkahkan juga kaki, kukumpulkan niat hanya supaya ke depan aku tidak mendapat kesulitan. Aku harus menghadiri acara adat mertua angkatku dan untuk itu aku butuh pakaian yang menunjang penampilan sebagai menantu

Dan setelah perjuangan yang panjang dan mulai melelahkan aku bertemu satu set pakaian yang kuperlukan. Pertemuan yang tidak kusengaja. Dua orang ibu-ibu sedang melakukan transaksi pembayaran seharga 430k. Kebaya dan songket itu menyita perhatianku karena modelnya yang simpel dan bahannya yang lembut.

"Ini sudah yang paling murah kak. Disana nggak kurang 600K sepasang." bisik salah seorang Ibu setelah menyodorkan uang 450K. Kulihat masih ada kembalian 20K.

Jadi kuminta pakaian sejenis tapi berwarna hitam. Kucoba, cocok dan kubayar. 

Sejujurnya aku tidak menyangka bisa dapat barang sebagus itu. Bagaimana mungkin aku seberuntung itu dalam satu kali pembelian hingga  suatu kesadaran menyergap hatiku. 

"Tidak peduli sesesak apa kehidupanku. Tidak peduli sejelek apa orang memperlakukanku. Tidak peduli setidakadil apa kehidupan ini memperlakukanku; aku hanya perlu ingat selama aku punya Tuhan; selama Tuhan ada di pihakku maka itu sudah cukup."

 Bukankah aku sudah membuktikannya hari. Pakaiaan itu tersedia, dan hanya menunggu aku setia saja. Amin


Comments

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...