Skip to main content

My holong

Hari ini (tanggal 19 Jan waktu UK) tepat dua tahun kami menjadi sepasang kekasih. Kalau ditanya, apakah aku bahagia. Aku akan jawab kalau aku sangat bahagia. Perjalanan 2 tahun ini tidak mudah, ada banyak aral yang kami temui- seperti dua burung kecil kami tetap memilih untuk terbang bersama karena masing-masing kami tahu bumi dan langit ini terlalu luas untuk diarungi sendiri saja. Angin yang datang kadang membuat kami terpisah namun sebagaimana bumi berbentuk bundar, dua burung kecil itu tetap saja dalam radar yang sama untuk kemudian pada satu titik terbang berbarengan lagi.

Aku banyak berubah semenjak mengenalnya. Kadang sungguh takjub melihat bahwa cinta membuatku menjadi lebih lembut dan mudah diarahkan. Bahwa diapun banyak berubah, itu tidak perlu dipertanyakan. Dia seperti spon yang menyerap cepat segala sesuatu yang berkaitan denganku. Entahkah itu bahasa kota tempat aku tinggal, suku yang melekat dalam darahku hingga hal terkecil dari apa yang kusuka dan kubenci. DIa tahu semuanya.

Hari ini dia belajar satu kata baru yakni holong. Entah darimana dia tahu kata itu dan entah bagaimana cara dia mencari-cari kata yang satu itu-suatu kata yang dalam bahasa batak berarti kasih sayang yang tulus yang mengalir dalam tiap tetesan darah.

"My holong, " Begitu katanya.


----------------------------------

p.s : Aku mencintaimu

Comments

kamu tuh sebenernya udah punya pacar atau belum ya? bingung...perasaan status yang aku tahu terakhir itu single...dan itu belum 2 tahun deh kayaknya...
Novita Sianipar said…
ish kau itulah tor..punyalah aku..doakanlah ya..

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den