Skip to main content

Jakob dan taman

Di dunia ini, tidak ada orang yang sangat menikmati taman selain Jakob. Tidak seharipun yang akan dilewatkannya tanpa ke taman. Dia menikmatinya dengan hanya duduk atau berbaring, dengan setangkup roti di tangannya dan matanya - jendela kanak-kanak matanya selalu saja seakan-akan melihat taman - seakan selalu untuk pertama kalinya.

Karena itu aku menemukan diriku dalamnya.

Aku pun tergila-gila dengan taman. Berdua dengan Jakob (kalau dia tidak sibuk dengan eksprimen nyamuk dan mengikuti orang utan di TNGL), kami nggak pernah bosan mendatangi taman-taman di Medan.Duduk atau sekedar berbaring adalah hal biasa yang kami lakukan. Kadang jika sempat, Jakob dan aku akan menikmati sup ayam buatanku di taman. Dia menyukaiku eh menyukai sup buatanku. Dia bilang seperti merasakan masakan ibunya di Jerman. Halah! gombal, pikirku.

Suatu kali di hari terakhirku di Medan sebelum berangkat untuk pelatihan bahasa Inggris di Jakarta, kami memilih pergi ke taman Ahmad Yani. Taman terbesar di kota Medan. Kali ini aku juga membawa supku. Kami memilih duduk di sebuah bangku semen panjang yang didepannya ada canopi yang tengah berbunga. Indah sekali. Jakob memakan supnya berlahan sedangkan aku hanya menatapnya sambil tersenyum.

-----------------------------------------------------------------------

Sejak kepergianku, yang kutahu Jakob nggak pernah ke taman lagi. Dan semenjak aku di Jakarta selama kurang lebih 4 bulan, baru sekali aku ke taman. Namanya taman Suropati. Taman yang membuatku takjub karena lebih besar dan megah. Meski rumputnya tidak setebal rerumputan di taman-taman kota Medan, tetap saja Tasur (julukan taman Surapati menghapus dahagaku).

Taman itu mengingatkanku pada Jakob. Pada mata birunya yang selalu saja antusias melihat taman. Suatu kali aku akan mengajaknya kesana. Aku belum bilang padanya karena ini merupakan kejutan untuknya..

Oh ya,aku lupa bilang. Jakob pun telah memberiku kejutan besar.DIa sudah bisa bahasa Indonesia. Sialnya dia hanya memakainya jika aku pun berbicara padanya dalam bahasa Inggris. Aku bicara Inggris dan dia akan membalas dengan bahasa Indonesia. JIka aku berbahasa Indonesia, jangan harap dia akan membalasnya. Nakal sekali dia sekarang hihi

Comments

Unknown said…
yuk ke taman!

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...