Skip to main content

Hunting Gereja di Jakarta

Pertama kali di Jakarta, aku gagal untuk pergi ke gereja. Jadi minggu berikutnya aku memaksakan diriku untuk mencari gereja yang tepat. Dua gereja yang pertama kali kucoret justru berada dekat kosku. Alasannya sederhana, aku tidak mengerti tata cara ibadah mereka dan rasanya ga punya tenaga ekstra memulai dari awal lagi tata ibadah yang berbeda dari yang selama ini kujalani. So, secara tidak sengaja aku melihat sebuah gereja di mall mangga dua. Sebuah gereja besar yang pernah membuatku penasaran dengan pola pelayanannya yang sangat "anak muda banget". Jadi dengan ketetapan hati,aku ibadah kesana sendiri. Sialnya aku nggak begitu menikmatinya. Sungguh berbeda dengan gereja yang selama ini kukenal. Gereja itu menurutku sangat dinamis, tapi bukan itu yang kucari. Sejak di Jakarta, bebanku banyak banget dan rasanya pengen tersungkur dalam pujian dan penyembahan padaNya. Dan gereja yang di mangga dua itu tidak memenuhi kebutuhanku. Asli aku bingung mau gereja dimana lagi minggu depannya.



Sebelum ke Jakarta mama hanya punya 2 nasehat, "Cari gereja dulu dan minum yang banyak," dan itulah yang kulakukan. Mamaku ternyata sangat Yahudi. Good point Mom!



Pulang gereja aku jatuh sakit karena kelelahan karena memang gereja Mangga dua itu jauh dari tempat kosku. Namun malamnya aku mendapat kabar gembira. Salah satu temanku mengatakan ada gereja cabang sama seperti gerejaku di Medan. Namanya gereja GBI Menteng. Letaknya di Cikini. Aku gembira meski jujur saja bertanya-tanya juga, Cikini itu dimana? Bagaimana kesana? Tapi aku memutuskan untuk menyambut tawaran itu.



So, minggu yang lalu aku kesana. Pergi dalam kebutaan total mengenal letak pasti gereja itu. Aku hanya bisa tersungkur dan ngadu lagi termehek-mehek dengan Bapa Surgawi (gie...manjanya aku padaNYa). "Ayah, aku nggak tau gerejanya dimana.Tolong aku yah."



Di otakku yang sangat sederhana itu, aku hanya mengenal Cikini selintas lalu. Awalnya aku berniat untuk naik angkot.Maklum anak kos, tapi begitu aku sampai depan gang sebuah bajaj dengan antengnya berhenti didepanku. Aku celengak celinguk sebentar dan tau-tau malah dah nawar ke bapak bajaj, "Pak, Hero supermaket Cikini tau? Aku mau gereja. Gerejanya disitu. Bapak tau ?"



Bapak itu tersenyum dan bilang kalau dia mengetahuinya. Naiklah aku ke bajaj dengan cara yang dramatis. Sumpe, kenapa sih Bajaj itu tinggi banget untuk naikknya sialnya atapnya rendah. Dengan sepatu tinggi dan rok yang agak sempit, masuk ke bajaj adalah perjuangan kedua yang well..melelahkan juga hihihi...



Bapak bajaj membawaku dengan kecepatan bajajnya ( ya iyahlah masak membawaku dengan kecepatan pesawat hihihi). Awalnya rada takut juga kalau-kalau bapak ini akan melarikanku, membunuhku, memotongku dan memakanku. Memang agak lebay sih berpikir begitu tapi kemungkinan itu tetap ada kan. Aku celengak ceilinguk sepanjang jalan dan dengan putus asa bertanya lagi ke bapak itu, apakah dia sedang menuju Hero Supermaket Cikini. Aku bertanya begitu karena arah yang dibawanya berbeda dengan arah yang telah diinstruksikan temanku. Bapak itu mengangguk yakin sementara aku justru nggak yakin. So, dengan keraguan yang menyelinap dan mencuri segala sukacitaku, aku berusaha mengidentifikasi ciri-ciri bajaj tersebut. Maksudku, mana tahu dari ciri itu aku bisa melihat kecenderungan apakah sopir bajajnya psikopat atau enggak. Tapi justru yang kutemukan kemudian; refleks memmbuatku tersenyum. Di bajaj itu tepat di depan kursi penumpang justru ada tulisan "Kami yakin anda orang yang baik" dan tulisan yang sama juga ada disebelah kanan bajaj. Tulisan itu kuartikan sebagai, bapak bajaj juga punya ketakutan kalo penumpangnya psikopat. Jadi sebagai peringatan dini dia menuliskan kalimat tu sebagai jaga-jaga kalau penumpangnya ingin merampoknya dan membunuhnya.



Aku jadi teringat berita koran yang menyatakan di Jakarta, beberapa kali terjadi peristiwa perampokan disertai pembunuhan sopir taksi. Memang sih yang kubaca taksi bukan bajaj, tapi mungkin bapak itu kuatir nasib yang sama bisa saja terjadi padanya hihihihi. Jadi itulah maksud tulisan tersebut.



Ternyata memang benar. Bapak itu menurunkanku dengan tepat di Hero Supermaket. "Makasih yah pak,"ucapku sambil bayar ongkos. Maafkan aku punya pikiran buruk tadi tentang bapak..



Aku masuk ke Heronya. Soale katanya gerejanya di lantai dua. Dengan bajuku yang amat manis untuk ukuran belanja di supermaket, seorang pengunjung mengatakan kalau gedung gereja berada di belakang.



-----------------------------------------------------------------------



Namanya GBI Menteng. Gereja itu sangat mungil untuk ukuran gereja cabang di Jakarta. Aku duduk di bangku terdepan. Sumpe, bukan karena aku pengen duduk disana tapi karena ada seorang ibu tanpa bilang apapun narik-narik tanganku ke depan. Ibu itu duduk pula disebelahku. Aku duduk dengan segala pertanyaan, benarkah ini gereja yang kucari?



Ternyata memang iyah.



Minggu itu aku mengalami sesuatu yang sangat dasyat. Pendeta yang khotbah berasal dari Australia. Namanya P.S Edgar Meyer. Dia pendeta Lutheran yang gerejanya pernah mengalami kehadiran Tuhan dalam bentuk serbuk emas. Waktu dia khotbah aku termehek-mehek lagi ama Bapa Surga, "Ayah, sebelum aku merasakan serbuk salju, aku pengen kali merasakan serbuk emas di negri sendiri."



Hatiku mengerang meminta dan berharap terjadi. Aku melihat ke tanganku mencari tanda ada serbuk emas tapi tak ada. Dalam doa terakhir sebelum PS Edgar turun mimbar, aku nangis dalam banget sampai-sampai aku yakin ingus, airmata, bedak, lipstik udah berbaur tak menentu. Tapi aku nggak peduli. Aku terlalu lapar menginginkan mukzizat itu terjadi. Aku menginginkan kehadiranNYa.



Sesaat setelah doa terjadi keheningan. Aku mendongak mencari tahu apa yang terjadi karena biasanya habis doa ada lagu pujian dari song leader. Aku melihat P.S Edgar terdiam trus tiba-tiba dia bilang, Tuhan akan melakukannya lagi disini. DIa kemudian minta kami doa dalam penyembahan. AKu menyempatkan diri lihat ke tanganku kalau-kalau serbuknya dah ada.Alangkah kagetnya aku. Tanganku berkilauan. Aneh banget. Aku melotot kaget. Tiba-tiba di dari belakang seorang perempuan nangis teriak-teriak, "Aku dapat..aku dapat.." Refleks anggota gereja lain melihat ke tangan mereka masing-masing dan untuk barisanku, tanganku yang jadi pusat perhatian.



Sumpe, aku nggak bisa bilang apapun kecuali hati yang meluap-luap penuh ucapan syukur dan kekaguman pada DIA.



----------------------------------------------------------------------



Usai ibadah, aku bergegas pulang. Tapi ternyata nggak bisa secepat itu. Beberapa anggota gereja pada menghadang mengajakku bersalaman dan di pintu luar ada antrian juga. Seperti film Little House in Piereie, pendeta telah menunggu diluar bersalaman dengan jemaat. Hm, aku sangat menyukai momen itu. Rasanya hangat.



Ada hal istimewa lain yang terjadi yakni TERNYATA ADA KUE DAN KOPI HABIS IBADAH. Aku tersenyum sangat lebar dan menikmatinya. Wow, baru ini gereja yang memberikan aku kue dan kopi habis ibadah hihihi..



-------------------------------------------------------------------------



Well guys, pengalaman mencari gereja di Jakarta membuatku semakin menyadari betapa berharganya niat kita dihadapan TUhan. Begitu niat kamu tepat dan benar dihadapan Tuhan, percayalah DIA akan segera bekerja untuk mengujudkannya.Aku juga makin menyadari betapa DIA sangat memanjakanku.



"Ayah, aku selalu suka cara Kau memperlakukanku. Begitu manis dan menakjubkan. CaraMU bertemu denganku dan memenuhi kebutuhanku memang sering nggak normal dari yang bisa kupikirkan. Tapi menurutku itu nggak penting banget-harus sesuai dengan pikiranku. Cara apapun yang ingin Kau lakukan, aku akan sangat berterima kasih karena aku tahu itu untuk kebaikanku juga."



Semoga aku tidak terlalu sering memakai nalarku untuk mengukur jalanMu.



I love Ayah....

Comments

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den