Skip to main content

Belajar dari Hidup Musa

Ps. Sim Kay Tee
Content Development Manager RBC Ministries Internasional Singapura
Topik : “Belajar dari Hidup Musa”

Aku tidak begitu mengetahui kehidupan nabi Musa. Bagiku, pria ini hanyalah pria yang dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel masuk ke tanah kanaan. Aku tahu jika Musa pada akhirnya justru tidak masuk ke tanah perjanjian itu karena dia melakukan kesalahan. Tapi sepanjang hidupku, aku sama sekali tidak pernah tahu Musa tidak masuk ke tanah itu hanya karena dia teledor.

Apa yang kutuliskan berikut ini adalah sari dari khotbah Ps. Sim Kay Tee di gereja Methodist Indonesia jemaat Gloria Medan tanggal 29 Agustus 2009 lalu.

Alkitab mencatat Musa adalah manusia yang paling lembut yang pernah ada. Meski alkitab tidak dengan detail menuliskan mengapa dikatakan begitu. Tapi menurutku sih itu karena perjalanan panjang yang dilakukan Musa untuk memimpin bangsa Israel menuju tanah perjanjian. Bangsa Israel yang degil, tegar tengkuk dan banyak ciri lain yang buruk membuatku bisa menerima jika Musa dikatakan adalah manusia yang paling lembut yang pernah ada. Yah, hanya orang yang paling sabar yang bisa memimpin bangsa yang well.. dapat dikatakan liar dan tidak terkontrol itu.

Berkali-kali dalam perjalanan menuju tanah Kanaan, bangsa Israel mengadakan pemberontakan berupa sungut-sungut, menggerutu, mengeluh, memaki dan menyalahkan Musa karena membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Meski Tuhan dengan caraNya yang ajaib memenuhi semua kebutuhan bangsa Israel tapi tetap saja bangsa yang degil itu merasa Mesir jauh lebih baik bagi mereka. Padahal ketika mereka lapar, ada Manna yang tersedia, ketika mereka haus, Musa tinggal mengacungkan tongkatnya membelah batu untuk mengeluarkan air, baju yang tidak lapuk meski terus menerus dipakai, tiang awan untuk meneduhkan mereka di perjalanan siang hari dan tiang api untuk menerangi jalan mereka pada malam hari. Bahkan saat mereka bosan dengan Manna dan teriak-teriak minta makanan lain berupa daging, Tuhan segera mengirimkan burung puyuh bagi bangsa Israel. Semua hal yang orang Israel inginkan tersedia even mereka sedang di padang gurun- yang seharusnya secara fakta tidak menyediakan apa-apa bagi mereka. Tapi alkitab mencatat dengan jelas, berkali-kali bangsa Israel menyalahkan Musa karena membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Bagiku, ini bangsa yang aneh dan tidak dapat ditolerir.

Musa mungkin juga mengalami masa-masa saat dia merasa membawa bangsa Israel ini adalah keputusan yang buruk. Musa mungkin berulang kali teringat nikmatnya tinggal di istana Firaun yang menyediakan apa saja yang dia inginkan. Sebagai anak angkat putri Firaun – raja Mesir itu – ada puluhan mungkin ratusan pelayan yang siap sedia 24 jam untuk melayani dia.

Tapi kini dia ada di padang gurun, menghadapi bangsanya sendiri yang tidak tahu berterima kasih. Alih-alih mengucapkan syukur dan big thanks kepada Musa, bangsa ini justru terus menerus mendesak, mengecam dan merendahkan serta meragukan otoritas Musa.

Sampai suatu ketika Miryam- kakak perempuannya Musa- meninggal dunia, Musa begitu berduka kehilangan kakak yang terkasih. Disisi lain, bukannya ikut berempati bangsa Israel mendatangi Musa dan mulai lagi mengeluhkan hal yang sama; soal air yang tidak ada. Bangsa itu sekali lagi menyesalkan mengapa Musa membawa mereka keluar dari tanah Mesir hingga alkitab mencatat bangsa itu kemudian bertengkar dengan Musa. Musa yang lembut hatinya akhirnya marah.

Musa kemudian sujud dihadapan Tuhan dan meminta petunjukNya. Tuhan mengatakan, ambilah tongkatmu dan katakanlah didepan umat kepada bukit batu itu supaya diberinya air.

Alkitab mencatat Musa mengambil tongkat itu dan masih dalam kondisi marah, dia memukul bukit batu itu dua kali. Batu itu memang kemudian mengeluarkan air.

Apakah kasus ini selesai begitu saja ? Ternyata tidak. Tuhan menghukum Musa karena memukul bukit batu dua kali dengan tongkatnya. Bukan karena memukulnya tapi karena Musa teledor, pongah dan tidak melakukan tepat seperti yang Tuhan perintahkan. Tuhan memintanya mengatakan pada bukit batu itu untuk mengeluarkan air, namun Musa justru memukul bukit batu itu dua kali. Musa tidak menaati Tuhan yang berarti Musa tidak percaya dan menghormati Tuhan.

Bilangan 20:12b mengatakan,n “Karena kamu tidak percaya padaKu dan tidak menghormati kekudusanKu di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan kuberikan kepada mereka,”

Tuhan tidak mengizinkan Musa masuk ke tanah perjanjian. Tuhan menolak Musa.

Marah dan duka adalah kombinasi yang buruk. Musa akhirnya memukul batu itu dua kali. Musa teledor karena dia sedang marah dan berduka setelah kematian kakaknya (Mazmur 106 : 32-33).

Ini pernyataan bagi kita untuk mengendalikan perkataan kita saat marah. “Jika engkau marah biarlah kata-kata tetap anda jaga “ Amsal 10:19

Apa yang terjadi di akhir hidup Musa?

Ulangan 34 : 1-7

Anda pasti bisa merasakan perasaan Musa yang tertolak oleh Tuhan. Butuh 1.500 tahun untuk Musa memperoleh jawabannya untuk bersama-sama di tanah kanaan. Ulangan 34 menceritakan Musa pada akhirnya hanya Tuhan izinkan melihat tanah kanaan dari jauh.

Kita perlu untuk merenung sejenak untuk mendapatkan gambaran yang jelas atas hati Musa setelah ditolak masuk ke tanah kanaan. Ulangan 3:23-29 menggambarkan keinginan Musa yang terdalam untuk masuk ke tanah perjanjian itu. Musa yang telah berkorban begitu banyak mendesak Tuhan untuk memberi dia kesempatan sedikit saja untuk masuk ke tanah itu. Tapi Tuhan justru murka kepada Musa, (ayat 26)“Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku, “

Kasihan Musa. Dia tidak mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Tapi sekali lagi Musa mengajarkan kita suatu perkara kehidupan yang penting. Musa mengajar kita untuk tetap percaya Tuhan meski Tuhan menolak dan bilang tidak untuk apa yang kita inginkan.

Tuhan mendengarkan semua doa kita. Tapi mungkin suatu ketika Tuhan akan katakan tidak; sama seperti Tuhan katakan tidak pada Musa. Kadang Tuhan tidak perlu menjelaskan alasannya karena meski Tuhan katakan pun, kita belum tentu bisa menerima alasan itu. Kita tetap bisa marah dan menolak Tuhan. Mempercayai Tuhan adalah tetap percaya bahkan saat Tuhan bilang tidak.

Apa yang sekarang menjadi pergumulan kita. Apa yang sejak dahulu –bertahun tahun lamanya – kita doakan tapi sepertinya tidak dijawab Tuhan. Ps. Sim Kay Tee menegaskan, “Semua doa pasti dijawab. Meski jawabannya adalah tidak.”

Comments

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den