Skip to main content

Andai Aku Lebih Sabar

Aku dapat pelajaran berharga bulan ini. Precious.
Mba telah lama menjanjikan akan memberi Harry Potter. Tapi yah namanya orang sibuk, kalo nggak lupa, alasannya pasti keluar kota atau luar negeri.

"Mas, udah terbit tuh. Jangan sampai aku baca setelah semua orang baca. aku mau duluan." rengekku. Dianya? Yah gitu deh, " Aku pasti belilah dek,"

Tapi hingga seminggu Harry Potter diterbitin, dia nggak juga ngasih kabar. Sebel banget.

"Aku hanya mau ingatin kalo besok MFC." Nadaku agak nyolot, habisnya kesel sih dia nyantai nggak bilang apapun kapan Harpot akan berada di tangan.

"Iya, tenang aja. Udah pasti itu." balasnya. Aku makin sebel karena dia nggak ngerti juga,"Mas nggak mau nyampain hal yang lain. Apa gitu mana tau lupa?!" sambarku.

Dia ngakak,"Iyah dek, aku ingat. Besok pagi yah. Jangan marah-marah cepat tua."

Dasar..............

Tapi besok paginya, dia benaran lupa lagi. " Saking terburu-burunya aku lupa. "
Aku benar-benar sebel. " Yah udah nanti kamu ke kantor ya. Pasti udah ada di mejaku, okey." Nadanya membujuk tapi aku benaran sudah kesal. "Awas kalo nggak!"

"Mas, aku ke gereja dulu ini. Pulang ujian aku ke kantor ya. Harry Potternya udah ada kan?"

"Iyah-iyah, ntar aku minta Bandi jemput ke gramedia."

"Tapi katanya udah ada di meja?"

"Pokoknya nanti udah ada ditangan kamu oke. " Suara hp Mba berdering-dering ribut. " Udah dulu yah, ini Jakarta yang nelpon."

Klik!

Akhirnya pulang gereja aku mampir ke kantornya. Harry Potter itu memang sudah ada di mejanya.

"Nih, tadi aku jemput sendiri ke gramedia," Mba mengangsurkan bukunya dan balik serius menekuni kompie.
"Masa sih mas jemput sendiri ? Katanya nyuruh Bandi."Rasa bersalah menyergap.
" Bandi dah pulang Novi."
"Jadi mas jemput sendiri. Tapi katanya sibuk banget."
"Iyah ini ada 32 berita. Tapi mau gimana, kamu maksa mesti malam ini."
Aku terdiam. Aku merasa jadi manusia paling jahat malam itu. Mba itu bukan siapa-siapaku tapi begitulah, aku diizinkannya untuk berlaku apa saja. "Seharusnya kalo mas sibuk, besok-besok juga nggak pa-pa. Aku nggak marah kok."

Mba menghentikan pekerjaannya, "Sebenarnya Harry Potter untuk kamu itu sudah lama kupesan. Aku malah bilang supaya bukunya disampul bagus. Nah, tadi waktu kutelpon agar supervisornya ngantar ke kantor, eh dia ternyata sudah pulang. Bukumu yang telah dibungkusnya ada dalam ruangannya. Dia bilang mau antar, tapi kan aku segan makanya aku buru-buru curi waktu ke Gramedia ambil Harry Potter untukmu dari tumpukan yang sudah ada. Gitu loh dek."

"Jadi ini bukan buku yang harusnya untukku. Tapi buku lainnya yang justru sudah di sampul bagus?"

Dia mengangguk.

Aku langsung lemas. Inilah upah orang nggak sabaran. Andai aku lebih sabaran, aku pasti mendapati Harry Potter dalam kemasan yang lebih baik dan rapi, tidak hanya dalam kantongan plastik biasa.

Aku pikir seperti inilah kondisiku saat memaksa Tuhan segera mengabulkan doaku. Minta DIA segera menjawabNya padahal Tuhan sedang bilang, "iya pasti. Tapi tunggu dulu.Belum waktunya."

Tapi karena aku ngotot bersikeras, aku memang mendapatkan yang kudoakan tapi dengan kualitas kedua.

Andai aku lebih sabar ....

Comments

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den