Skip to main content

jantho

rencananya aku bakal ke aceh jumat ini. tapi entah kenapa seminggu ini daya tahan tubuhku menurun terus. jika malam datang jelas aku meriang. bahkan kemarin malam, sakit kepala menyerangku habis. serasa digodam. ibu menyarankan aku untuk tidak kerja. tapi anehnya kala pagi tiba badanku ga meriang lagi.

aku pengen ke aceh ingin menemui seseorang di jantho, Aceh besar. Tapi tubuh ini, seakan sepakat dengan dengan pendapat orang2 terdekatku agar aku tidak pergi kesana.

aku miris juga mendengar apa yang dia alami. tapi lebih miris dengan apa yang kudengar tentangnya. apa aku yang terlalu baik atau aku yang bodoh terlalu mudah percaya dengan apa yang terjadi padanya, aku tidak tahu. yang kutahu dia memerlukanku... sebagai ???

yah, orang bilang sih orang baik itu sama artinya dengan orang bodoh. entah di golongan mana aku ini hikssssss

semalam jam 2 dini hari, temanku yang di Bandung sms. isinya membuatku miris juga. dia bilang dia sudah tahap putus asa. aku pengen menelepon tapi aku ga tahu mau bilang apa. kata nasehatkah yang diperlukannya? penghiburankah? atau sekedar simpati dariku? akhirnya aku balik tidur sambil berharap dia baik2 saja.

siang tadi aku mengsmsnya.isinya..jangan putus asa. Tuhan itu baik.percayalah. maaf aku ga bisa melakukan apapun buatmu.gbu.....dan sms itu membuatku meringis pedih.

asebagai sahabat, tentu aku ingin melakukan yang terbaik untuknya. So sad nel.

Comments

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den