Skip to main content

liputan ke aceh

aceh...
akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam.
rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka.
aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah.
dan aku pun memulai liputanku.
aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ketakutan.dan juga tentang harapan menemukan kembali mereka yang dikasihi.
aku menyaksikan semua. lelaki tegar yang menangis tergugu. seorang ibu yang menatap kosong sementara disekelilingnya mayat anaknya, mayat suaminya, mayat ibunya, mayat menantunya, mayat cucunya, mayat, mayat , mayat....
aku menyaksikan semuanya mereka yang melogokkan kepala kedalam kantong jenasah mencari mereka yang dikasihi, mereka yang mengais di jalanan mencari makanan instant yang bisa diolah diantara puing kayu dan bau yang menyegat, mereka yang mengumpulkan pakaian, barang;apapun yang bisa mereka selamatkan dari sekian banyak barang yang telah habis diseret gelombang setinggi 10 meter.
aku tidak malu pada airmataku yang mengalir turun saat aku berwawancara. aku bahkan memeluk siapa saja yang aku temui. aku memeluk seorang ibu yang telah kehilangan 7 anggota keluarganya. aku memeluk seorang kakek yang kehilangan seluruh anggota keluarganya dan dia sendiri selamat setelah terserat dalam gelombang hingga 200 meter. aku memeluk seorang ayah yang kehilangan istri dan kedua anaknya. aku memeluk mereka. hanya itu yang bisa kulakukan.
waktu itu-seorang ibu mendatangi pusat satkorlak di banda aceh. dia meminta sesuap nasi disana. tapi dia disuruh pergi dengan alasan.........GOD!aku membenci pemerintahku. wanita kurus itu menangis terisak tapi ga ada yang peduli. aku mencari sesuatu di kantong tasku. hanya ada satu buah pear. untuk makan siangku hari itu. lantas aku memberikannya. dia bilang terima kasih. dia bilang dia belum makan 5 hari.dia bahkan belum minum apapun. lantas tangisnya semakin kuat. kini semua mata tertuju padaku. aku tau aku harus secepatnya menyuruhnya pergi sebelum semua orang semakin bertanya-tanya. aku pun mengambil dompetku dan memberikan beberapa lembar uang puluhan ribu ketangannya. seorang jurnalis lain-dari media Indonesia pun membuka dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang kepadanya.
"I Wanna interview you, novie.."Han-jurnalis kim daily newspaper korea selatan meminta kesediaanku untuk wawancara. dia menanyakan banyak hal. mulai kenapa banyak orang kristen mau turun dan membantu orang aceh yang mayoritas muslim. dia juga bertanya bantuan apa yang kuharapkan dari negara luar untuk membantu aceh.
"they are my people han..............that's why. We love them"

Comments

Thumbs up for the story :)
Thx for calling me from Aceh ya nov, dan cerita-cerita tentang keadaan lu sampe kuping gw panas. Seneng aja denger suara dan keadaan lu yang fine-fine aja di sana:)
Novita Sianipar said…
aku senang bisa melakukannya. aku membutuhkannya.senang bisa mendengar suara lain yang penuh dengan keceriaan.
Novita Sianipar said…
boleh aja kirim ke yang lain. sori yah aku ga bisa cerita banyak dan detail. cukup aku simpan dalam hati. cerita itu terlalu sedih untuk diulang.
Novita Sianipar said…
boleh aja d'bools :)
Gw udah masukin tulisan lu ke buletin gereja gw nov (eKKlesia) Thx ya... :)

Popular posts from this blog

6 bulan di LBI UI

Tadi usai nulis blog aku terkapar lagi. Demamnya kembali hikss..Sedih juga sih sakit di negeri yang jauh. Oh ya aku ingin cerita juga kelanjutan setelah kelulusanku itu. Setelah lulus aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan bahasa Inggris selama 6 bulan. Di LBI UI bersama 49 peserta lainnya kami kembali ke layaknya anak sekolah masuk jam 9 dan pulang jam 3 sore. Memang sangat melelahkan tapi juga juga menyenangkan. Disana pula aku bertemu dengan beberapa orang yang istimewa yakni Mijon dan Budi yang kemudian menjadi mentor grammar, Indah yang selalu ada untuk memeriksa academic writingku dan mencari data baru tentang kampus yang kutuju, serta Dolphin- seorang sahabat yang membuatku selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki. Aku memang dekat dengan hampir seluruhnya tapi mereka yang kusebutkan tadi punya andil besar hingga aku sampai sekolah ke Inggris ini. Mereka membuktikan dirinya selalu ada saat aku memerlukan mereka. Aku masih saja bepikir mereka dipilih karna Tuhan ta

Semua dimulai dengan mimpi

Mimpi menjadi hal yang penting dalam hidupku. Peristiwa-peristiwa penting dalam hidupku semuanya dimulai dengan mimpi. Sebagai anak Ayah (red: Tuhan Yesus Kristus), aku percaya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya telah ditetapkan sejak dunia belum dijadikan (Ini yang kitab perjanjian lama katakan lho). Sejak aku mengalami masa traumatis karena ditinggalkan tunanganku tahun 2007, aku mengalami masa yang sukar. Aku jatuh bangun untuk kembali tegak dan menjadi Novita sebelum kejadian itu. Dan itu tidak mudah. Perlu waktu bertahun-tahun bahkan hingga sekarang untuk terus disadarkan betapa kejadian itu hanyalah bagian yang seharusnya membuatku tersenyum karena justru dalam keadaan sukar itu aku bisa melihat kemurahan dan kesetianNya mengalir. Suatu hari seperti biasa aku membaca koran kompas di ruang tamu tempat aku bekerja sebagai wartawan radio. Disitu ada iklan beasiswa tentang FORD FOUNDATION. Iklan itu menarik dan aku beberapa kali telah pernah dikirimi website oleh teman

Pria di Seven Sisters

Pria itu manis. Sangat manis malah. Kadang bingung sendiri kenapa pria semanis dia rela saja tersenyum meski aku mengacuhkannya sedemikian rupa. Kemarin aku melihatnya duduk dua baris di depanku dan ketika dia menoleh seperti mencari seseorang, cepat-cepat aku mengambil buku dan pura-pura membacanya. Sayangnya buku sialan itu terbalik hahahaha..Mati mengenaskan!! Dia tersenyum dan bola matanya berpijar mentertwakan kebodohanku. Sialan! Pria itu memang belakangan kayak bayanganku saja, dia ada dimana-mana. Waktu aku ke Falmer Market di Lewes, dia juga ada disana- tersenyum dengan lebarnya melihatku. Aku terpaksa berhenti karena dia langsung menyediakan sebuah bangku, tapi aku memilih berdiri. Dia bertanya ini itu; semua hal yang pribadi. Aku menjawab berputar-enggan membagi hidupku bersamanya. Aku melihat ditangannya dia memegang dua botol yogurt,"Kamu suka yogurt juga ternyata," "Yah, sama denganmu kan ?" Sebenarnya kaget dia tau aku beli yogurt dan den