Skip to main content

harga diri

aku semakin jauh dari yang seharusnya. masih tetap menjadi rahasia. misteri ilahi dalam lagu Ari Laso. kepikir juga untuk menghindar pergi tapi apa aku sepengecut itu. Bukankah emang dia layak diperjuangkan. Tapi seberapa layak dan sampai kapan. aku akan berhadapan dengannya bulan Januari ini berkompetisi lagi dengan banyak sarjana yang mungkin lebih pintar, lebih kaya pengalaman and so on and so on.

tapi aku bertekad untuk memperolehnya. Harus! demi sebuah harga diri. ketika kudapat aku akan membuangnya sama seperti dia pernah membuangku. but wait a minute... kalo aku melakukan itu bukankah aku menjadi sama dengan dia. oh no no no ... aku orang yang berbeda. anak Tuhan yang sejati. yang ga berjuang demi harga diri kecuali kebenaran. Itu yang benar. Mugel bilang, yang kurasakan manusiawi. yeahhh kita liat aja deh nanti.

Comments

Unknown said…
nopi sayang, harga diri yang engkau maksud itu sebenar-benarnya bukan seperti itu. harga diri yang harus kita perjuangkan itu adalah sebuah "harga" yang ada dalam diri kita yang ditanamkan oleh orang tua kita untuk tetap dijaga. misalnya seperti bagaimana caranya kita menjual cabai dengan harga yang murah. hahahaha.......
tapi nop, tekadmu untuk masuk menjadi PNS itu sangat mulia. disamping ada anggapan dari sebagian orang kalau menjadi PNs itu bisa menaikkan derajat keluarga. tapi harga diri disini harus dipisahkan dengan tekad kita nop. aku melihat kau itu sedang mendendam dengan dahsyatnya tentang keinginan kita untuk merubah nasib, yang saat ini dirasa tidak menjamin masa depan. tapi nop, yakinlah dengan tujuan utama kita. karena apapun ceritanya dan bagaimana cara kita bekerja bila serius pasti menghasilkan buah yang manis.
dont give up namboru........

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...