Tuhan yang kusembah punya selera humor yang tinggi dan aku selalu saja tertawa (pada akhirnya) menyadari betapa payahnya selera humorku menanggapi humornya hahahaha..
Sahabatku Niki bilang, Tuhan yang disembah terkadang punya selera humor yang payah. Pernah kah kau juga berpikir demikian ? Hm..mungkin! Tapi aku tetap memilih dengan sebutan selera humor yang tinggi. Niki mengatakan itu jika suatu kondisi terjadi diluar yang dia inginkan.
Aku masih ingat lelucon terakhirNya yang membuatku doa puasa dan menangis berdarah darah (yang terakhir lebay hihi) adalah waktu aku cemas setengah mati apakah aku diterima di Univ. Sussex England atau tidak. Aku benar-benar begitu cemas, bertanya jawab dengan diriku sendiri, bertanya kepada teman-teman (ngapain juga tanya mereka.Mereka kan bukan dosen di Sussex haha), berdoa yang panjang, berulang ulang sampai tertidur dan berdoa dan tertidur lagi dan ternyata jawabannya sudah ada di hari pertama kali aku mengimel British Council soal kampus idamanku itu hahaha...Ketika aku mengetahui hal itu, aku langsung tertawa tawa karna aku membayangkan betapa Tuhan di surga sana mentertawakan kecemasanku yang tolol hanya karna aku kurang percaya. Aku membayangkan DIA dengan senyum nakalnya :)
Aku percaya DIA juga sedang tersenyum dengan nakalnya ketika melihatku cemas dengan nilai pre masterku, cuman kali ini aku cerdik, tadi sore aku datangi DIA dan aku katakan, "kali ini tertawalah bersamaan denganku," Aku ingin DIA bersamaku dalam final pre master ini. Amin.
Tuhan, aku mencintaiMu. Aku terkadang suka dengan selera humorMu. Aku bilang terkadang karena aku hanyalah manusia biasa yang selalu saja menganggap serius hidupku dan menganggap diriku yang paling tahu apa yang terbaik untukku sehingga ketika keadaan berjalan tidak dengan seharusnya (menurut versiku), aku sama sekali tidak menikmati leluconMu. Bahkan terkadang aku berpikir selera humorMU aneh.
Tuhan, bantulah aku untuk mentertawakan hidupku sehingga aku selalu saja melihat sisi terbaik dari yang terburuk sekalipun sebagai "berbagi lelucon bersamaMU"
Sahabatku Niki bilang, Tuhan yang disembah terkadang punya selera humor yang payah. Pernah kah kau juga berpikir demikian ? Hm..mungkin! Tapi aku tetap memilih dengan sebutan selera humor yang tinggi. Niki mengatakan itu jika suatu kondisi terjadi diluar yang dia inginkan.
Aku masih ingat lelucon terakhirNya yang membuatku doa puasa dan menangis berdarah darah (yang terakhir lebay hihi) adalah waktu aku cemas setengah mati apakah aku diterima di Univ. Sussex England atau tidak. Aku benar-benar begitu cemas, bertanya jawab dengan diriku sendiri, bertanya kepada teman-teman (ngapain juga tanya mereka.Mereka kan bukan dosen di Sussex haha), berdoa yang panjang, berulang ulang sampai tertidur dan berdoa dan tertidur lagi dan ternyata jawabannya sudah ada di hari pertama kali aku mengimel British Council soal kampus idamanku itu hahaha...Ketika aku mengetahui hal itu, aku langsung tertawa tawa karna aku membayangkan betapa Tuhan di surga sana mentertawakan kecemasanku yang tolol hanya karna aku kurang percaya. Aku membayangkan DIA dengan senyum nakalnya :)
Aku percaya DIA juga sedang tersenyum dengan nakalnya ketika melihatku cemas dengan nilai pre masterku, cuman kali ini aku cerdik, tadi sore aku datangi DIA dan aku katakan, "kali ini tertawalah bersamaan denganku," Aku ingin DIA bersamaku dalam final pre master ini. Amin.
Tuhan, aku mencintaiMu. Aku terkadang suka dengan selera humorMu. Aku bilang terkadang karena aku hanyalah manusia biasa yang selalu saja menganggap serius hidupku dan menganggap diriku yang paling tahu apa yang terbaik untukku sehingga ketika keadaan berjalan tidak dengan seharusnya (menurut versiku), aku sama sekali tidak menikmati leluconMu. Bahkan terkadang aku berpikir selera humorMU aneh.
Tuhan, bantulah aku untuk mentertawakan hidupku sehingga aku selalu saja melihat sisi terbaik dari yang terburuk sekalipun sebagai "berbagi lelucon bersamaMU"
Comments