Skip to main content

Mari membaca 1

Aku memutuskan untuk melanjutkan hariku. Cukup sudah menangis semalam. Cukup sudah feeling blue mulai pagi hingga siang. Sore ini hingga malam hingga tanggal 16 September mendatang adalah momen-momen baru yang harus kuperjuangkan dengan esai, presentasi, mock, reading pack and final test.

Di depanku, ada lima buku bacaan baru dan di meja belajar ada 7 buku yang masih harus kubaca ulang (gimana nggak dibaca ulang, la wong ditulis dalam bahasa Inggris haha). Jadi aku harus bersegera menyingkarkan rasa sedih sialan ini dan mulai membaca.

Hm, mungkin ini pula salah satu alasan mengapa aku jatuh cinta dengan kampus Sussex. Kampus itu membuatku sibuk dan melupakan lubang hatiku yang masih menganga. Eh, siapa yang tahu ada yang kemudian mengisinya dengan cinta dan perhatian yang manis...lebay@com

Aha, daripada dua kali kerjaan mending aku membacanya dan membuat catatan di buku tulis pinkku. Jadi kalau nanti ada tulisan lagi yang harus disubmit aku sudah punya bahan tulisan. Lagipula perpustakaan kampus tercinta penuh dengan buku-buku luar biasa dan sebagai mahasiswanya aku juga berhak pesan buku mana saja yang kumau, jadi aku tidak mau dua kali kerjaan dengan membaca buku yang sama. Aku harus memanfaatkan tiap menit untuk melahap buku-buku itu (buku-buku dan jurnal tentunya - yang mahal dan langka diperoleh di Indonesia)

Orang sering bertanya apakah sulit bagiku memahami subject masterku. Jawabnya sama sekali tidak. Aku seperti ditenggelamkan ke yogurt rasa strawberi dan dengan segala kerakusan kutelan tanpa ampun. Aku menyukai subjectku dan sungguh mulai tak sabaran ingin berdiskusi dengan orang-orang hebat seantero dunia berbicara tentang topik : MEDIA


Kendalaku cuman dua. Pertama membaca buku-buku itu dengan cepat tanpa takut salah terjemahan dan kedua membicarakan pikiran-pikiran yang ada di kepala dengan cespleng! Rasanya pengen membenturkan kepala ke tembok tiap kali pengen bicara menjelaskan tapi yang keluar tidak seperti yang dikepala. Rasanya menjengkelkan.

Ah, semoga saja semakin hari aku semakin bisa menaklukkan keduanya. Oh ya, satu lagi yang kuinginkan adalah berbicara dengan aksen bristish Brighton asli. Kalau aku bisa, aku akan sangat merasa bangga.

Semoga ya

Comments

Popular posts from this blog

Kepada rekan sevisi (cont: ayo donasi ke Israel)

Medan, 08 September 2008 Kepada : Teman sevisi Salam kegerakan, Nama saya Novita Sianipar. Panggil saya Vita. Saat ini saya mendapat undangan untuk mengikuti konferensi internasional (All Nations Convocation Jerusalem/ ANCJ) di Israel mulai tanggal 21 September hingga 13 Oktober 2008. Saya memperoleh undangan ini dari rekan saya Miss X (maaf nama dirahasiakan), yang juga volunteer di JHOPFAN (Jerusalem House of Prayer for All Nations) di Israel. Dia merupakan staff disana pada konferensi sebelumnya. Beliau merekomendasikan nama saya sebagai salah satu volunteer untuk kawasan Asia. Saya merupakan satu-satunya volunteer asal Indonesia yang bakal bertugas di konferensi itu. Tugas saya dalam acara tersebut adalah menyambut para delegasi dari seluruh dunia khususnya dari Asia dan memfasilitasi kebutuhan mereka dalam acara tersebut. Selain itu saya mendapat tambahan tugas dibagian publikasi dan media. Adalah penting jika Indonesia mengirimkan volunteer perwakilannya di ANCJ di Israel. Saat i...

Masih cemas

Aku berusaha untuk konsentrasi menyelesaikan essay tapi pikiran selalu saja berlari ingin pulang dan memeluk mama. Seperti apapun yang kuupayakan, tetap saja aku nggak bisa menghalau rasa cemas ini. Aku takut...........

Berani mencinta berani disakiti

Benci dan kemarahan hanyalah dua komponen yang menyerang ganas kepada mereka yang dipercaya namun merusak kepercayaan itu. Benci yang kata orang benar-benar cinta sebenarnya menunjukkan defenisi yang benar bahwa benci hanya bisa dilampiaskan  kepada orang yang benar-benar kita cintai haha. Kemarin aku menonton sebuah FTV, Si tokoh wanita bilang, "Aku tidak ingin disakiti, makanya aku tidak ingin mencintainya. " Lantas, si tokoh pria mengatakan, "Kalau kau berani mencintai, kau sedang memberi peluang untuk disakiti." Cinta dan rasa sakit hati nampaknya memang satu paket. Itulah sebabnya kitab Amsal juga menuliskannya dengan jelas bahwa orang yang paling berpeluang menyakitimu adalah orang yang paling kamu cinta dan percayai. Jadi jika memang satu paket, tentu kalimat bijak yang bisa dibentuk ialah, berani mencinta berani disakiti hahahahaha..Mengerikan.