Skip to main content

Ada siluman ular di rumahku

Baru Bangun, lantas doa, cuci muka, gosok gigi, keluarkan daging ayam dari freezer, cuci anggur dan disinilah aku lagi-depan mac- berancang-ancang dan berikthiar akan menyelesaikan satu chapter disertasi yang kejar tayang tanggal 15 Agustus ini. Semoga bisa amin.

Kemarin aku mengalami lagi tuh masalah yang sama dari teman serumah. Asli pengen buat aku ketok-ketok kamarnya trus bilang,"How many time I have to ask you to flush toilet after using it. You left tissue full of you blood menstruation,"

Aku pengen -sumpe-pengen banget teriak dan termasuk mengetok kepalanya supaya dia sadar betapa joroknya dan memualkannya kalau setiap bulan dalam seminggu menemukan berkali-kali ceceran haidnya di toilet. Ih! JIjay !

Namun mau gimana lagi, dasar anaknya bebal. Dibilang sudah (tapi tetap aja dilakukan), ditempelin pengumuman agar setiap yang menggunakan toilet mengguyurnya dengan banyak air sudah ( dia marah, merobek pengumuman dan berjanji ga akan lagi), hingga dilaporin ke housing office juga sudah. Tapi dasar bebal yah bebal saja. Ih! amit-amit punya teman serumah kayak dia. Joroknya ga ketulungan.

Kadang yah pengen ngetok kepalanya dan nanya, "eh loe, di kampung loe di Taiwan sono, apa masih mandi di sungai?. "

Soalnya, kalau memang iyah, aku mungkin bisa menyadari anak 'siluman ular' ini memang ga mengenal namanya toilet duduk. Namun ga mungkin juga dia ga tau..ya kan? Secara dia,  dua saudara perempuan dan satu saudara laki-lakinya bersekolah di Australia, dan Inggris. Berarti anak orang kaya berat dunk. Dan masakan orang kaya ga punya toilet duduk, yah menimal pernahlah pasti menggunakannya.

Sementara aku ? Dulu waktu kecil main di parit, di sungai (tapi nggak pake eek; buang hajat lho ya hihihi), terus di rumahku yang meski sederhana, kami memiliki toilet jongkok berwarna biru (yang selalu bersih, keset dan wangi) dan baru 2010, karna nyokap bokap mulai tua, kita kini punya toilet duduk. Nah, kalau pake perbandingan ini kan seharusnya yah..minimal lah anak 'siluman ular' itu tau gimana caranya menggunakan 'flush'. Dasar bebal saja sih orangnya.

Bayangkan saja, sejak tinggal bersama di rumah milik kampus, tiap bulan aku tahu betul kalau dia haid. Bahkan kadang kalau agak lewat tanggalnya, aku yang malah nyadar, "eh dia kok belum haid ya" hihihihi..

Nah, awal-awal  hidup bersama, aku masih ingat banget ni waktu ke kamar mandi dan mau menggunakan toilet, wah aku kaget setengah mati. "Apaan tuh?"

Nggak  tahunya saudara-saudara, 'siluman ular' itu meletakkan bekas pembalutnya yang penuh darah (uheeek) di keranjang sampah begitu saja, dalam keadaan terbuka blek-blek-blek. Kagetlah aku, dan langsung muntah di wastafel. Akhirnya, aku bilangin baik-baik kalau bekas pembalutnya tolong dikover dengan tisu, plastik atau apa saja asal ga langsung dibuang ke keranjang sampah. Nah, si siluman ular ini punya kebiasaan mendesis iya tapi ga ngelakuin. Dan nggak perlu nunggu lama, esok harinya aku nemu lagi bekas pembalutnya penuh dengan darah. ASTAGA! Aku langsung muntah lagi dan asli ga bisa makan.

Trus aku bilang lagi ke dia, dia bilang iyah namun yah gitu deh..masih saja aku menemukan bekas pembalutnya itu sampai-sampai aku mikir, ini orang eh salah ini 'siluman ular' mengerti  bahasa Inggriskah? Atau tepatnya, jangan-jangan pengucapan bahasa Inggrisku parah amat sehingga dia nggak ngerti. Tapi kok yah alasan terakhir ga mungkin banget, secara di kelas tiap kali diskusi dengan teman-teman dan dosen, kita lancar-lancar saja itu. Jadi mungkin memang 'siluman ular' ini ga bisa bahasa Inggris, tapi hanya bisa bahasa ular.

Akhirnya sodara-sodara, aku ambil pembalutku  yang  masih bersih terus aku bilang padanya, " Gini lho caranya, kalau kamu mau kover bekas pembalut," Terus aku praktekin gimana. Dia manggut-manggut dan ya ya ya...aku  berhasil. Dia besok-besoknya ga buang begitu saja bekas pembalutnya. Cuman sialnya, aku lupa bilang, cara yang sama juga harus digunakan untuk membuang bekas pantylinernya (itu lho pembalut harian yang tipis).

Lantas, disinilah aku yang tinggal dua bulan lagi aku akan pulang ke Indonesia karena sudah selesai kuliah dan masih saja berkutat dengan pemandangan toilet yang penuh dengan tisu berdarah kepunyaan siluman ular itu. Kali ini siluman ular itu benar-benar sudah nggak bisa ditolong. Jadi yang kulakukan adalah diam saja, dan berharap "BADAI AKAN BERLALU"


Comments

Popular posts from this blog

Kepada rekan sevisi (cont: ayo donasi ke Israel)

Medan, 08 September 2008 Kepada : Teman sevisi Salam kegerakan, Nama saya Novita Sianipar. Panggil saya Vita. Saat ini saya mendapat undangan untuk mengikuti konferensi internasional (All Nations Convocation Jerusalem/ ANCJ) di Israel mulai tanggal 21 September hingga 13 Oktober 2008. Saya memperoleh undangan ini dari rekan saya Miss X (maaf nama dirahasiakan), yang juga volunteer di JHOPFAN (Jerusalem House of Prayer for All Nations) di Israel. Dia merupakan staff disana pada konferensi sebelumnya. Beliau merekomendasikan nama saya sebagai salah satu volunteer untuk kawasan Asia. Saya merupakan satu-satunya volunteer asal Indonesia yang bakal bertugas di konferensi itu. Tugas saya dalam acara tersebut adalah menyambut para delegasi dari seluruh dunia khususnya dari Asia dan memfasilitasi kebutuhan mereka dalam acara tersebut. Selain itu saya mendapat tambahan tugas dibagian publikasi dan media. Adalah penting jika Indonesia mengirimkan volunteer perwakilannya di ANCJ di Israel. Saat i...

Masih cemas

Aku berusaha untuk konsentrasi menyelesaikan essay tapi pikiran selalu saja berlari ingin pulang dan memeluk mama. Seperti apapun yang kuupayakan, tetap saja aku nggak bisa menghalau rasa cemas ini. Aku takut...........

Berani mencinta berani disakiti

Benci dan kemarahan hanyalah dua komponen yang menyerang ganas kepada mereka yang dipercaya namun merusak kepercayaan itu. Benci yang kata orang benar-benar cinta sebenarnya menunjukkan defenisi yang benar bahwa benci hanya bisa dilampiaskan  kepada orang yang benar-benar kita cintai haha. Kemarin aku menonton sebuah FTV, Si tokoh wanita bilang, "Aku tidak ingin disakiti, makanya aku tidak ingin mencintainya. " Lantas, si tokoh pria mengatakan, "Kalau kau berani mencintai, kau sedang memberi peluang untuk disakiti." Cinta dan rasa sakit hati nampaknya memang satu paket. Itulah sebabnya kitab Amsal juga menuliskannya dengan jelas bahwa orang yang paling berpeluang menyakitimu adalah orang yang paling kamu cinta dan percayai. Jadi jika memang satu paket, tentu kalimat bijak yang bisa dibentuk ialah, berani mencinta berani disakiti hahahahaha..Mengerikan.