Pagi ini aku mengalami masa berat untuk bangun. Sesuatu yang aku kenali sebagai perasaan kosong dan kuatir menyerang lagi. Aku berusaha mengenyahkannya tapi dia menyerang dengan hebatnya. Oh, Tuhan tolonglah aku...
Detik itu juga ponsel merah jambu yang terletak di kolong meja berbunyi. Sepersekian detik aku memikirkan siapa gerangan yang menelepon. Apakah orang tuaku (karena mereka sakit atau yang lain), apakah seseorang dari negeri kincir angin itu (meski yang ini kecil kemungkinan), atau yang lain.
Aku langsung bangun dan meraihnya. Sebuah nomor Inggris yang tidak kukenali. Siapakah gerangan...
Dia ternyata Zee, teman cohort 9 Ford Foundation. Oh Tuhan, alangkah manisnya caraMu menghibur hatiku.
Tuhan, Kau selalu saja punya cara untuk membuatku nyaman. Benar sekali kalau dalamMu tidak ada kekejutan. Semuanya telah Engkau ketahui bahkan sebelum itu terjadi di bumi ini. Kejadian ini membuatku sekali lagi mengerti bahwa Kau adalah Allah yang maha tahu.
Kau manis sekali
Detik itu juga ponsel merah jambu yang terletak di kolong meja berbunyi. Sepersekian detik aku memikirkan siapa gerangan yang menelepon. Apakah orang tuaku (karena mereka sakit atau yang lain), apakah seseorang dari negeri kincir angin itu (meski yang ini kecil kemungkinan), atau yang lain.
Aku langsung bangun dan meraihnya. Sebuah nomor Inggris yang tidak kukenali. Siapakah gerangan...
Dia ternyata Zee, teman cohort 9 Ford Foundation. Oh Tuhan, alangkah manisnya caraMu menghibur hatiku.
Tuhan, Kau selalu saja punya cara untuk membuatku nyaman. Benar sekali kalau dalamMu tidak ada kekejutan. Semuanya telah Engkau ketahui bahkan sebelum itu terjadi di bumi ini. Kejadian ini membuatku sekali lagi mengerti bahwa Kau adalah Allah yang maha tahu.
Kau manis sekali
Comments