Oh o..malu sekali diri ini menyadari kalau telah salah memberi penilaian. Rasanya tak sanggup mengangkat muka memandang Tuhan. Oh, emang aku ini masih saja suka jalan dengan prasangka sendiri. Maafin aku ayah...
Memang menutup mulut jauh lebih baik daripada banyak bicara, apalagi kalau bicara main sambar saja. Aku lumayan bersyukur nggak main Facebook lagi karena sekarang perkataanku lebih terkontrol. Aku kini lebih banyak mikir dulu baru bicara. Kalau dulu sih pas main Facebook, setiap status main komen saja tanpa pikir dan itu akhirnya terbawa dalam pergaulan di alam nyata sehingga perkataanku kadang-kadang (atau sering kali) lebih menyakiti daripada memberkati.
Selain itu Facebook juga membuatku mudah menjatuhkan prasangka kepada orang lain tanpa mau mencari tahu dulu kebenarannya. Aku selalu saja menemukan komen atau tulisan yang mencaci maki pemerintah, agama, bangsa lain atau orang tua, dosen, bos dll. Nah, ini menjadi bumerang karena akhirnya pola itu mempengaruhi sikapku dalam pergaulan. Situasinya semakin tidak terkendali ketika aku menyadari aku juga menjadi semakin suka memberontak terhadap otoritasku misal orang tua, bos kantor, pastor dll.
Dan ternyata masih ada sisanya hingga pagi ini hiksssssss...
Terima kasih buat pelajaran hari ini. Semoga tidak terulang lagi karena aku pengen Ayah senang dengan hidupku. I Love daddy...
Memang menutup mulut jauh lebih baik daripada banyak bicara, apalagi kalau bicara main sambar saja. Aku lumayan bersyukur nggak main Facebook lagi karena sekarang perkataanku lebih terkontrol. Aku kini lebih banyak mikir dulu baru bicara. Kalau dulu sih pas main Facebook, setiap status main komen saja tanpa pikir dan itu akhirnya terbawa dalam pergaulan di alam nyata sehingga perkataanku kadang-kadang (atau sering kali) lebih menyakiti daripada memberkati.
Selain itu Facebook juga membuatku mudah menjatuhkan prasangka kepada orang lain tanpa mau mencari tahu dulu kebenarannya. Aku selalu saja menemukan komen atau tulisan yang mencaci maki pemerintah, agama, bangsa lain atau orang tua, dosen, bos dll. Nah, ini menjadi bumerang karena akhirnya pola itu mempengaruhi sikapku dalam pergaulan. Situasinya semakin tidak terkendali ketika aku menyadari aku juga menjadi semakin suka memberontak terhadap otoritasku misal orang tua, bos kantor, pastor dll.
Dan ternyata masih ada sisanya hingga pagi ini hiksssssss...
Terima kasih buat pelajaran hari ini. Semoga tidak terulang lagi karena aku pengen Ayah senang dengan hidupku. I Love daddy...
Comments