Aku tahu kau menungguku untuk menulis cerita. Jadi kuputuskan untuk memuaskan hasratmu. Hari ini aku berbincang dengan adik rohaniku. Namanya Josephine. Dia itu anak trainingku di GBI rayon 4. Aku sangat mendidiknya dengan keras. Kalau mentor lain mengharuskan ahli dalam kamera, aku malah mengharuskan dia menghapal ayat-ayat di alkitab, mencek jam saat teduhnya, memastikan pergaulannya kudus dan benar hingga menanyakan nilai-nilai yang dia anut dan pahami.
Aku mengawasi pertumbuhan imannya. Aku mengamati dengan siapa bergaul dan tentu saja menjagai dia dengan doa. Aku begitu ingin dia tidak mengalami segala hal buruk yang kualami karna keputusanku yang buruk.
Aku mengasihinya.
Aku juga kemudian mengetahui kasihku dibalasnya. Bersama dengan anak-anak training lainnya mereka membuat jam doa dan hingga sekarang mereka berdoa untukku.
Hari ini aku berbincang via FB dengannya. Dia menceritakan kepadaku isi khotbah minggu ini. Aku harus bilang padamu, aku bangga sekali dia bisa menceritakan sari khotbah itu dengan baik. AKU SANGAT BANGGA PADANYA.
Kau tau, aku pikir aku telah melakukan tugasku dengan baik.
Aku tenang sekarang
Aku mengawasi pertumbuhan imannya. Aku mengamati dengan siapa bergaul dan tentu saja menjagai dia dengan doa. Aku begitu ingin dia tidak mengalami segala hal buruk yang kualami karna keputusanku yang buruk.
Aku mengasihinya.
Aku juga kemudian mengetahui kasihku dibalasnya. Bersama dengan anak-anak training lainnya mereka membuat jam doa dan hingga sekarang mereka berdoa untukku.
Hari ini aku berbincang via FB dengannya. Dia menceritakan kepadaku isi khotbah minggu ini. Aku harus bilang padamu, aku bangga sekali dia bisa menceritakan sari khotbah itu dengan baik. AKU SANGAT BANGGA PADANYA.
Kau tau, aku pikir aku telah melakukan tugasku dengan baik.
Aku tenang sekarang
Comments