sekali untuk seumur hidupku aku menyembah di kaki mama dengan berurai airmata. aku katakan penyesalan karena telah membawa pria itu kedalam kehidupan keluarga kami.
mama menarikku, memelukku, "bukan boru. bukan kau yang salah. mama yang terlalu sayang sama dia. padahal dia nggak sayang sama kita."
aku semakin terisak. "aku minta ampun ma."
seumur hidupku hanya perkara ini yang paling kusesali. mengenal seorang pria yang kemudian mengajakku menikah, melamarku di depan ibu bapakku, mengatakan rencana itu kepada keluarganya dan justru mendekati bulannya tanpa alasan yang jelas dia meninggalkanku untuk menikah dengan pacarnya.
lantas aku siapanya?
cukup lama aku tidak berani membuka cerita ini ke blog. tapi malam ini aku melakukannya dengan satu alasan : AKU AKAN MELANJUTKAN HIDUPKU
aku sakit hati dengan yang terjadi. lukaku bertambah parah karena mama yang sudah sangat menyayangi pria itu malah jatuh sakit berbulan-bulan. semuanya semakin parah karena keluarga besarku mulai mempertanyakan rencana pernikahan itu. mempertanyakan kemungkinan gagalnya pernikahan itu karena kesalahanku dan yang intinya akulah yang nggak becus sehingga pernikahan itu batal. mereka bahkan mulai menyalahkan aku karena menilai mama jatuh sakit karena kegagalan pernikahan itu.
aku menahannya seorang diri. hanya Tuhan yang tahu bagaimana aku melewati semua ini.
hingga detik ini tidak sekalipun dari bibirku keluar makian untuk pria itu. aku justru berdoa untuk kebahagiaannya. aku melakukannya untuk diriku sendiri. aku mengerti semakin cepat aku mengampuni dia, semakin cepat Tuhan memulihkan rasa sakit ini.
tapi aku hanyalah manusia biasa. perlu perjuangan ekstra untuk belajar menerima kalo yang terjadi ini bukan salahku. kadang, jujur aku mengakui kalo aku mulai menerima logika berpikir keluarga besarku kalo aku yang nggak beres sehingga aku ditinggalkan. aku menghukum diriku atas kejadian itu. aku menjadi kerdil dan mulai melakukan penilaian atas diriku dengan begitu sangat kejamnya. sampai kemudian DIA yang empunya kehidupanku berbicara agar aku mengampuni diri sendiri.
hm, aku menjadi lelah hanya karena menulis hal ini. ini sangat mengurus emosiku.
aku tidak tahu seperti apa ending dari cerita ini. hingga kini aku juga tidak mengerti mengapa Tuhan izinkan ini terjadi. Tapi itu bukan persoalan lagi bagiku. yang kutahu, selama Tuhan yang pegang kendali, aku akan baik2 saja. badai boleh datang dan menerpa, tapi aku nggak takut lagi. badai yang terbesar baru kulewati dan lihatlah : AKU AKAN MELANJUTKAN HIDUPKU.
Comments
ini ninik kompas. masih inget?
blogmu aku link ke tempatku ya...
yah udah link kan aja gpp. btw, masih pake nomor lama?