Skip to main content

He's my big boss

belakangan ini kerja apapun di kantor kayak ngerjain untuk hari terakhir...kalo biasanya berita cuma dua biji...kemarin malah lima...meski arif-rekan sekerja bilang...aku maruk kali kerja "apa mau jadi korlip RCTI ko NoV" gitu semburnya...

aku meringis doang..soalnya chief newsdesk- Cory Novrica menatapku menanti jawaban pastinya. iya sih, sejak RCTI punya saham di Trijaya Network santer kabar bakal ada banyak divisi yang dibuka..

tapi bukan itu persoalannya. aku melakukannya karena suatu kesadaran yang mutlak kalo aku kerja untuk TUhan. He's my Big Bos....

waktu kemarin doa, ketemplak banget waktu TUhan bilang...kenapa sih berjerih lelah buat sesuatu yang ga terinvestasi di sorga...baru kesadar kalo belakangan ini kerja demi duit dan karier...dan ketika duitnya ga nampak dan karier mandek...baru deh nangis darah. ampuni Vie ya ayah...

so, inilah aku sekarang...dengan paradigma baru...bahkan minggu lalu saat buat komitmen untuk doa syafaat sebelum bobo, aku maju juga ke depan dan kejatuh! maksudnya jatuh dalam urapan Tuhan :)

God, aku senang banget punya Tuhan kayak Kamu. Kamu tuh baek banget, pengertian, sayang banget ama aku, pemurah, pemaaf, dan yang paling penting itu kamu setia...ugh! ga bakal ada deh kayak Kamu. Cuma Kamu. I loVe U Dad!!!!

Comments

Lita said…
iya ya nop.aku juga tanpa kusadari udah kerja demi uang. kadang2 aku males lembur kalo hari biasa, itu karena uang lemburnya kecil, kalo sabtu ato tanggal merah, lebih besar:( forgive me, Lord. tapi kalo kau bener2 jadi korlip RCTI, aku jadi kontributor di Kupang ya hihihihi...:P
Novita Sianipar said…
hihihii...kontributor kupang???

eh, aku lagi di aceh neh....wish me luck ya...

Popular posts from this blog

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...