pagi ini sama seperti pagi sebelumnya.yang berbeda adalah cara pandangku tentang masa depan. sulit bagiku untuk menjabarkannya. bahkan jika pun ada rumusannya, aku tidak yakin bisa mengatakannya.
tadi pagi dalam saat teduhku bersama ayah-sebutanku untuk BAPA Surgawi, aku menangis kembali. tangis yang dalam. tangis yang menyapu seluruh persendianku dan meninggalkanku dengan luka yang menganga. aku tau ada banyak hal dalam hidupku yang nggak beres. sesuatu yang menguntitku dan ingin kulepaskan tapi aku tidak mampu. logika ini telah dikalahkan sesuatu peraasaan hitam yang menewaskan hasratku untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
aku mengerang dalam ketidakberdayaanku. aku menangis dalam kelumpuhan imanku.
"ayah..beri aku kesempatan. untuk menjadi pribadi yang Kau ingini. ajarlah aku untuk mengasihiMU dengan cara yang benar dan dengan kasih yang benar juga."
tadi pagi dalam saat teduhku bersama ayah-sebutanku untuk BAPA Surgawi, aku menangis kembali. tangis yang dalam. tangis yang menyapu seluruh persendianku dan meninggalkanku dengan luka yang menganga. aku tau ada banyak hal dalam hidupku yang nggak beres. sesuatu yang menguntitku dan ingin kulepaskan tapi aku tidak mampu. logika ini telah dikalahkan sesuatu peraasaan hitam yang menewaskan hasratku untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
aku mengerang dalam ketidakberdayaanku. aku menangis dalam kelumpuhan imanku.
"ayah..beri aku kesempatan. untuk menjadi pribadi yang Kau ingini. ajarlah aku untuk mengasihiMU dengan cara yang benar dan dengan kasih yang benar juga."
Comments