Dunia ini memang sudah bising. Semua seperti berlomba bersuara. Bahkan dalam hening pun, otak masih saja bising dengan teriakan-teriakan yang gaduh menuntut untuk didengar duluan. Aku ga suka dunia yang bising. Keheningan sejak dulu adalah atmosfir yang kucintai. Aku bisa menikmatinya dengan hanya mendengarkan suara nafasku saja. Namun aku merasakan semakin dewasa, aku mulai kehilangan keistimewaan menikmati keheningan. Bahkan dalam diam pun, aku bisa melakukan percakapan tak putus. Dari satu cerita ke cerita lainnya, otakku saling melempar tanya, mencari jawaban dan kesemua cerita itu tidak pernah punya ujung karena sekali lagi kukatakan, aku tidak punya kendali membungkam otakku untuk diam.
Keheningan menjadi mahal dan istimewa. Dia serupa seperti Tuhan; ada disana tapi tak bisa disentuh. Suara-suara gila yang ingin didengar ini telah merusak hening yang kusuka.
Kenapa dunia ini menjadi bising. Kenapa semua harus bicara bersamaan. Kenapa diam pun ikut berbicara bising kalau diam sedang diam. Harusnya diam; diam saja karena diam berarti tak punya suara.
Sungguh keheningan adalah milik mereka yang telah memisahkan jiwanya dari raga.
Comments