Skip to main content

Saat anak lelakiku memilih kampusnya

Sudah di perpus lagi..

Kampus hari ini diramaikan dengan calon mahasiswa baru dan orang tua mereka. Melihat pemandangan ini, aku senang banget. Ada dua hal yang kubayangkan. Pertama, membayangkan mama dan bapak yang seakan-akan juga sedang menemaniku untuk memilih kampus dan kedua membayangkan aku, abang dan anak laki-laki kami (anak perempuan juga nantinya) sedang menjajaki kampus-kampus dimana mereka akan belajar. Aku membayangkan anakku yang rambutnya itam ikal nampak sok serius dengan booklet warna hijau, biru atau merah di tangan; nampak ga sabaran menunggu aku dan abang yang jalan santai bergandengan tangan,"Mom...come on hurry up".

Namun aku dan abang hanya tersenyum saja dan memintanya untuk terus berjalan dan kami akan mengikuti kemanapun dia melangkah. Tapi yah anak laki-laki kami  itu malah nyurut berlari ke belakang, tampak gusar dan matanya yang coklat penuh dengan gairah menalukkan dunia menarik tanganku dan abang,"Mom..It almost noon. We can be late. We have more than one campus to visit, remember?"

Abang melirik ke arahku dan tentu saja aku tahu arti lirikan itu. Abang sedang bilang hm, persis kayak mamanya, yang selalu saja ga sabaran. Aku tertawa saja, bukan tidak peduli tapi memang aku yakin sifat itu diperolehnya dariku. Sedangkan sifat ingin tahunya akan pengetahuan, haus dengan segala bacaan,  dan ingin melipat dunia ini dalam satu buku berasal dari sifat abang (yang hingga kini tidak mengakui kalau dia adalah kutu buku).

"Abang, jangan terburu buru and stop using english in your holiday. This is your turn using Indonesian language as you had promised your grandpa, okey."

"Okey..okey..I will but hurry.."

Abang geleng-geleng kepala. Aku melirik dengan pandangan don't say anything.

Well...that is our story for today..I must continue my study...

see you

Comments

Popular posts from this blog

Masih cemas

Aku berusaha untuk konsentrasi menyelesaikan essay tapi pikiran selalu saja berlari ingin pulang dan memeluk mama. Seperti apapun yang kuupayakan, tetap saja aku nggak bisa menghalau rasa cemas ini. Aku takut...........

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????