Maafkan aku karena tidak teratur memposting..Ini dia terusan ceritanya
Aku kemudian menerima amplop putih dari Ford Foundation yang mengatakan aku lulus tahapan berikutnya yakni tahapan tes TOEFL. Aku langsung lemas. Oh tidak, pikirku. Aku sama sekali buruk dalam perkara itu.
Inilah yang kemudian kulakukan. Sebagai jurnalis dan juga memiliki aktifitas di gereja, aku memang harus pandai-pandai membagi waktu untuk persiapan TOEFL. Jadi, aku membeli buku TOEFL Cliff (yang warna kuning itu), mempelajarinya dan setiap sore usai bekerja jam 5 sore, aku latihan menjawab soal-soal yang ada di Cliff plus soal-soal yang aku dapat dari searching di internet (keyword: soal-soal TOEFL). Puji Tuhan pada masa itu ada kak deti yang bantuin untuk menjelaskan grammar.
Namun kuakui itu memang bukan soal yang mudah antara bagi waktu untuk belajar. Jadi ketika tiba harinya untuk tes itu, aku sama sekali tidak yakin aku bisa melakukannya dengan baik karena memang sebelumnya aku tidak pernah ikut persiapan ujian TOEFL.
Ada hal yang perlu aku bagikan ketika menghadapi tes ini. Pertama, datanglah 30 menit sebelum tes karena kau bisa memilih duduk dimana. Menurutku duduklah berseberangan yang tidak terlalu jauh dengan speaker karena di bagian listening, akan memerlukan suara yang jelas terdengar. Ada kalanya kita akan menemukan kesulitan mengartikan pembicaraan yang berlangsung saat tes listening karena mungkin saja yang diucapkan adalah idiom (peribahasa) karena itu perlu diperhatikan nada bicaranya untuk memberi peluang kita tahu jawaban yang akan kita pilih.
Kedua, jangan terlalu terintimidasi dengan penampilan orang lain. Percayalah penampilan bisa menipumu. Terkadang karena kita melihat orang lain berpakaian lebih bagus, rapi dan menenteng map atau kertas-kertas atau mereka terlihat serius menekuni buku, lantas kita langsung drop. Jangan yah karena itu bisa membuat mental kita jatuh sebelum berjuang. Rileks saja.
Ketiga, waktu menjawab ujian jangan celangak celenguk ke peserta yang lain. Serius saja dengan soal yang di depan karena bisa jadi ketika melihat kiri kanan itu juga akan mempengaruhi mental kita dalam ujian.
Keempat, kalau ujian sudah usai kalau bisa berkenalanlah dengan peserta lain karena melalui mereka bisa mendapatkan informasi mengenai tahapan berikutnya, berbagai pengalaman soal hunting beasiswa dll.
Dalam kasusku sih, aku sangat beruntung berkenalan dengan dua orang peserta lain. Karena aku orangnya malas melihat pengumuman di website, dari seluruh tahapan kelulusan kedua orang ini yang kerap meneleponku memberitahu kalau aku lulus masuk tahapan berikutnya. Kedua orang ini juga masuk hingga tahapan wawancara, jadi sejak itu hidupku dipermudah dengan telpon mereka haha.
-----------
Sejauh ini mama dan bapak tidak memberi komentar apapun soal kelulusanku. Aku juga tidak mengatakan apapun karena aku tidak tahu apakah aku bisa menyelesaikan pertandingan ini dengan baik. Dan ditahapan menunggu pengumuman aku juga mendaptakan mimpi.
Ini dia mimpiku.
Aku berada di suatu ruangan dan disana aku melihat banyak bola besar warna-warna terpantul melambung ke atas trus terpantul ke lantai dan melambung lagi..begitu terus yang kulihat. Uniknya setiap bola mempunyai daya pantul berbeda dan semakin lama semakin lemah daya pantulnya dan akibatnya semakin rendah tingkat melambungnya. Namun sebuah bola orange terus saja pantul dan naik melambung makin tinggi, dan semakin dia memantul semakin tinggi dia. Aneh sekali karena bola lain justru semakin lama semakin lemah daya pantulnya dan menurutku itu logis karena memang begitulah hukum fisikanya.
Kataku, "Mengapa bola orange itu berbeda dan memantul lebih tinggi dari yang lain?"
Lantas seorang pria yang baru kusadari berada disebelahku mengatakan ini: "Karena dia telah dipantulkan dari dalam lubang yang paling dalam,"
--------------------------
Sejujurnya aku belum mengerti apa maksud perkataan pria itu tapi sejauh yang berhasil kurenungkan hingga detik ini aku menangkap kalau bola orange itu adalah hidupku. Yah dia benar! Aku telah begitu jauh dijatuhkan oleh penderitaan hidup ini. Seumur hidupku sejak kecil hanya Tuhan yang tahu bagaimana aku melalui hari-hariku. Aku hanya bisa katakan, jika bukan karena Tuhan aku mungkin sudah memilih mengakhiri hidupku karena begitu pahitnya.
-------------------------
Ketika itu aku yakin sekali kalau mimpi bola orange itu adalah pertanda awal apapun yang kulakukan akan mendatangkan promosi. Aku juga yakin kalau aku akan mendapatkan beasiswa Ford. Tapi sebulan lewat, dua bulan lewat, dan masuk bulan ketiga aku mulai ragu dan kuatir apakah aku lulus. Keadaan di rumah juga semakin memburuk, pekerjaan apalagi. Sampai di suatu pagi saat menuju kantor, tiba-tiba di hatiku muncul pertanyaan ini, "
"Kalau lihat jalan didepanmu ?"
"Iya, "Jawabku. " Jalan yang sama. Rambu lalu lintas yang sama, pohon yang sama, papan reklame yang sama. Masih seperti yang kemarin."
"Semuanya terlihat sama kan dan seakan tidak ada yang baru dan seakan semuanya akan terus terlihat seperti itu,"
Aku mengangguk.
"Meski begitu, DIA sedang membuat yang baru padamu hanya saja tidak terlihat seperti jalan ini,"
Dan lagu ini langsung tersebut dimulutku, God will make away where there seems to be no way...
Lagu ini kunyanyikan sambil berurai air mata dan besoknya pulang kerja, aku mendapatkan amplop putih lagi. Isinya aku lulus dan ikut tahapan wawancara...
Tuhan luar biasa!
Aku kemudian menerima amplop putih dari Ford Foundation yang mengatakan aku lulus tahapan berikutnya yakni tahapan tes TOEFL. Aku langsung lemas. Oh tidak, pikirku. Aku sama sekali buruk dalam perkara itu.
Inilah yang kemudian kulakukan. Sebagai jurnalis dan juga memiliki aktifitas di gereja, aku memang harus pandai-pandai membagi waktu untuk persiapan TOEFL. Jadi, aku membeli buku TOEFL Cliff (yang warna kuning itu), mempelajarinya dan setiap sore usai bekerja jam 5 sore, aku latihan menjawab soal-soal yang ada di Cliff plus soal-soal yang aku dapat dari searching di internet (keyword: soal-soal TOEFL). Puji Tuhan pada masa itu ada kak deti yang bantuin untuk menjelaskan grammar.
Namun kuakui itu memang bukan soal yang mudah antara bagi waktu untuk belajar. Jadi ketika tiba harinya untuk tes itu, aku sama sekali tidak yakin aku bisa melakukannya dengan baik karena memang sebelumnya aku tidak pernah ikut persiapan ujian TOEFL.
Ada hal yang perlu aku bagikan ketika menghadapi tes ini. Pertama, datanglah 30 menit sebelum tes karena kau bisa memilih duduk dimana. Menurutku duduklah berseberangan yang tidak terlalu jauh dengan speaker karena di bagian listening, akan memerlukan suara yang jelas terdengar. Ada kalanya kita akan menemukan kesulitan mengartikan pembicaraan yang berlangsung saat tes listening karena mungkin saja yang diucapkan adalah idiom (peribahasa) karena itu perlu diperhatikan nada bicaranya untuk memberi peluang kita tahu jawaban yang akan kita pilih.
Kedua, jangan terlalu terintimidasi dengan penampilan orang lain. Percayalah penampilan bisa menipumu. Terkadang karena kita melihat orang lain berpakaian lebih bagus, rapi dan menenteng map atau kertas-kertas atau mereka terlihat serius menekuni buku, lantas kita langsung drop. Jangan yah karena itu bisa membuat mental kita jatuh sebelum berjuang. Rileks saja.
Ketiga, waktu menjawab ujian jangan celangak celenguk ke peserta yang lain. Serius saja dengan soal yang di depan karena bisa jadi ketika melihat kiri kanan itu juga akan mempengaruhi mental kita dalam ujian.
Keempat, kalau ujian sudah usai kalau bisa berkenalanlah dengan peserta lain karena melalui mereka bisa mendapatkan informasi mengenai tahapan berikutnya, berbagai pengalaman soal hunting beasiswa dll.
Dalam kasusku sih, aku sangat beruntung berkenalan dengan dua orang peserta lain. Karena aku orangnya malas melihat pengumuman di website, dari seluruh tahapan kelulusan kedua orang ini yang kerap meneleponku memberitahu kalau aku lulus masuk tahapan berikutnya. Kedua orang ini juga masuk hingga tahapan wawancara, jadi sejak itu hidupku dipermudah dengan telpon mereka haha.
-----------
Sejauh ini mama dan bapak tidak memberi komentar apapun soal kelulusanku. Aku juga tidak mengatakan apapun karena aku tidak tahu apakah aku bisa menyelesaikan pertandingan ini dengan baik. Dan ditahapan menunggu pengumuman aku juga mendaptakan mimpi.
Ini dia mimpiku.
Aku berada di suatu ruangan dan disana aku melihat banyak bola besar warna-warna terpantul melambung ke atas trus terpantul ke lantai dan melambung lagi..begitu terus yang kulihat. Uniknya setiap bola mempunyai daya pantul berbeda dan semakin lama semakin lemah daya pantulnya dan akibatnya semakin rendah tingkat melambungnya. Namun sebuah bola orange terus saja pantul dan naik melambung makin tinggi, dan semakin dia memantul semakin tinggi dia. Aneh sekali karena bola lain justru semakin lama semakin lemah daya pantulnya dan menurutku itu logis karena memang begitulah hukum fisikanya.
Kataku, "Mengapa bola orange itu berbeda dan memantul lebih tinggi dari yang lain?"
Lantas seorang pria yang baru kusadari berada disebelahku mengatakan ini: "Karena dia telah dipantulkan dari dalam lubang yang paling dalam,"
--------------------------
Sejujurnya aku belum mengerti apa maksud perkataan pria itu tapi sejauh yang berhasil kurenungkan hingga detik ini aku menangkap kalau bola orange itu adalah hidupku. Yah dia benar! Aku telah begitu jauh dijatuhkan oleh penderitaan hidup ini. Seumur hidupku sejak kecil hanya Tuhan yang tahu bagaimana aku melalui hari-hariku. Aku hanya bisa katakan, jika bukan karena Tuhan aku mungkin sudah memilih mengakhiri hidupku karena begitu pahitnya.
-------------------------
Ketika itu aku yakin sekali kalau mimpi bola orange itu adalah pertanda awal apapun yang kulakukan akan mendatangkan promosi. Aku juga yakin kalau aku akan mendapatkan beasiswa Ford. Tapi sebulan lewat, dua bulan lewat, dan masuk bulan ketiga aku mulai ragu dan kuatir apakah aku lulus. Keadaan di rumah juga semakin memburuk, pekerjaan apalagi. Sampai di suatu pagi saat menuju kantor, tiba-tiba di hatiku muncul pertanyaan ini, "
"Kalau lihat jalan didepanmu ?"
"Iya, "Jawabku. " Jalan yang sama. Rambu lalu lintas yang sama, pohon yang sama, papan reklame yang sama. Masih seperti yang kemarin."
"Semuanya terlihat sama kan dan seakan tidak ada yang baru dan seakan semuanya akan terus terlihat seperti itu,"
Aku mengangguk.
"Meski begitu, DIA sedang membuat yang baru padamu hanya saja tidak terlihat seperti jalan ini,"
Dan lagu ini langsung tersebut dimulutku, God will make away where there seems to be no way...
Lagu ini kunyanyikan sambil berurai air mata dan besoknya pulang kerja, aku mendapatkan amplop putih lagi. Isinya aku lulus dan ikut tahapan wawancara...
Tuhan luar biasa!
Comments