Malam ini aku teringat khotbahnya Tommy Tenny, salah satu penulis rohani yang kukagumi. Dia pernah cerita soal kucingnya yang takut bermain ke ruang dapur karena sebelumnya kucing itu pernah tersiram air panas. Semenjak itu kucingnya hanya berani diambang pintu dapur. Padahal kejadian itu kan sudah lama berlalu.
Tenny bilang begitu juga manusia. Terkadang orang nggak bisa maju dan mendapatkan berkat yang baru karena mereka takut masuk ke situasi yang dulu pernah melukai mereka. Kenangan menyakitkan itu seperti alarm yang berbunyi kencang saat mereka akan kembali berhadapan dengan situasi yang sama. Padahal situasi itu bisa saja sudah berubah. Tapi karena kenangan itu menghantui, kita nggak pernah tahu situasinya sudah berubah menjadi menyenangkan. Kita justru hingga akhir hayat menyimpan kenangan itu dan bukannya mengambil kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan.
Dan malam ini, aku adalah kucing ketakutan itu. Aku memilih mundur daripada memperjuangkan apa yang kuinginkan karena sumpe, aku tak ingin terluka lagi. Yang kemarin sangat sakit sekali dan aku tak berani menjamin apakah kalau sekali lagi aku mengalaminya, aku sanggup berdiri tegak lagi.
AKU HANYALAH PEREMPUAN BIASA
Tenny bilang begitu juga manusia. Terkadang orang nggak bisa maju dan mendapatkan berkat yang baru karena mereka takut masuk ke situasi yang dulu pernah melukai mereka. Kenangan menyakitkan itu seperti alarm yang berbunyi kencang saat mereka akan kembali berhadapan dengan situasi yang sama. Padahal situasi itu bisa saja sudah berubah. Tapi karena kenangan itu menghantui, kita nggak pernah tahu situasinya sudah berubah menjadi menyenangkan. Kita justru hingga akhir hayat menyimpan kenangan itu dan bukannya mengambil kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan.
Dan malam ini, aku adalah kucing ketakutan itu. Aku memilih mundur daripada memperjuangkan apa yang kuinginkan karena sumpe, aku tak ingin terluka lagi. Yang kemarin sangat sakit sekali dan aku tak berani menjamin apakah kalau sekali lagi aku mengalaminya, aku sanggup berdiri tegak lagi.
AKU HANYALAH PEREMPUAN BIASA
Comments