Skip to main content

sahabat itu...

“Berapa kali kak, aku menjenguk bapak kakak? “tanyaku pelan. Di ujung telpon, aku bisa membayangkan kak Vivian (bukan nama sebenarnya) mencoba mengingat. Aku juga mencoba mengingat meski ingatan yang terekam hanyalah sekali saat lebaran kemarin; aku datang ke rumah kak Vivian dan menjenguk ayah (sebutan untuk bapak Kak Vivian).

“Cuma sekali,”jawabnya kemudian. Aku tertawa dan dia juga.

Benar itu. Hanya sekali sejak bapaknya sama sekali terbaring di tempat tidur selama 3 tahun terakhir.

Orang seperti apa sih aku ? Bagaimana mungkin aku menyebutnya kakak tapi aku hanya bisa ada untuk dia sekali. Itupun karena kebetulan lebaran. Menyedihkan.

Tapi inipun menjadi perenunganku setelah aku juga diabaikan oleh mereka yang mengaku sahabat. Selama 21 hari bapak di rumah sakit, mereka yang kuanggap sahabat tidak datang menjenguk. Aku marah, tidak terima tapi tidak menggugat karena aku pun ternyata tidak lebih baik dari mereka. Toh aku mengabaikan kak Vivian selama ini.

Aku nggak menuntut banyak yah dari mereka yang kuanggap sahabat. Aku hanya ingin yah setidaknya sekali aja; okelah dua kali saja, mereka mau meluangkan waktu dan menemani aku. Nggak perlu bawa apa-apa. Nggak perlu juga kata-kata hiburan. Aku hanya ingin seseorang duduk menemaniku di kursi rumah sakit yang dingin itu.

Ternyata memang benar, hanya kejadian buruk yang membuat kita tahu siapa yang patut kita sebut sahabat.

Comments

Popular posts from this blog

Masih cemas

Aku berusaha untuk konsentrasi menyelesaikan essay tapi pikiran selalu saja berlari ingin pulang dan memeluk mama. Seperti apapun yang kuupayakan, tetap saja aku nggak bisa menghalau rasa cemas ini. Aku takut...........

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

Sedikit curhat ama seorang novie..

Kalo kamu...cowo impian kamu kaya gimana nov? Kalo gw...yang pasti dia seorang wanita (hehehe...iyalah)...tunggu belon selesai...dia seorang wanita yang cantik. Terus, dia harus punya suara yang bagus. Dan, gw suka cewe yang bisa maen piano, well ga terlalu jago gpp...yang penting suaranya aja harus bagus. Cewe yang manja, tapi juga bisa ambil keputusan untuk hal-hal yang penting. Yang bisa mengasihi gw apa adanya. Typicall working woman, supaya bisa menghargai sebuah jerih payah dalam mencari uang. Susah kalo punya cewe yang nantinya cuma nongkrong di rumah doang...biasanya sih jadi cewewet and cemburuan banget. Dan...cinta Tuhan. HUaaaaaaaaaaah ada ga ya wanita seperti itu ?????