Hidup telah memilih bagiannya. Dan aku berharap bagian yang terbaik yang tengah kujalani ini. Aku menyukai segala sesuatu yang terjadi. Tidak selalu menyenangkan. Ada saat dimana air mata mengalir turun, jantung berdetak lebih kencang atau hati melengos diam ke arah yang sepi. Tapi aku menyukainya. Aku menyebutnya proses.
"Vi, kau ni dah kayak Mimi Hitam," si bos ngomentar pendek. Pendek sih iyah tapi buntutnya panjang. Seluruh rekan yang lagi ngumpul nunggu buka puasa serentak ngelirik.
"Nggak mau akh! Mimi Hitam kan tokoh yang jahat versi donal bebek," elakku. Eh, mereka malah tertawa. Sebel.
Rambutku emang telah mengalami satu lagi proses panjang. Setelah sebelumnya rambut seleher ini dibuat keriting (Ampun dah!), sekarang rambutku diluruskan lagi. Setajam silet hiksss...
Aku juga sih yang salah, rambut udah bagus eh dibuat keriting. Eh tunggu dulu, aku sih mintanya ikal tapi si bencong itu (penata rambutnya) malah membuatnya keriting hancur. Si Ariel dengan teganya kasih julukan baru "si sawi"
Trus si bencong itu salah lagi mengartikan mauku. Aku bilang balikin lurusnya kayak rambut awal eh dibuat lurus, jatuh dan sekarang seperti tikus kecebur got.
tapi itulah proses. Setidaknya aku sudah memuaskan rasa ingin tahu seperti apa tampangku dalam rambut yang beda (keriting hancur maksudmu &%$^^$#@@)
Jadi kusimpulkan hidup itu seperti proses rambutku. Aku bisa merencanakan dia seperti apa, tapi hasilnya tetap aja bisa berbeda. Untungnya adalah seperti rambutku yang kemudian oleh proses waktu akan kembali ke bentuk semula, demikian juga hidupku akan kembali ke fitrahnya.
Kamu ngerti nggak ?
Yah emang hanya orang2 yang telah mengalami proses keriting hancur dan lebih hancur saja yang mengerti perkara ini. Kenapa ? Karena orang2 inilah yang paling mengerti bagaimana tetap bisa berjalan dengan kepala tegak plus senyuman. AHA!!!!
"Vi, kau ni dah kayak Mimi Hitam," si bos ngomentar pendek. Pendek sih iyah tapi buntutnya panjang. Seluruh rekan yang lagi ngumpul nunggu buka puasa serentak ngelirik.
"Nggak mau akh! Mimi Hitam kan tokoh yang jahat versi donal bebek," elakku. Eh, mereka malah tertawa. Sebel.
Rambutku emang telah mengalami satu lagi proses panjang. Setelah sebelumnya rambut seleher ini dibuat keriting (Ampun dah!), sekarang rambutku diluruskan lagi. Setajam silet hiksss...
Aku juga sih yang salah, rambut udah bagus eh dibuat keriting. Eh tunggu dulu, aku sih mintanya ikal tapi si bencong itu (penata rambutnya) malah membuatnya keriting hancur. Si Ariel dengan teganya kasih julukan baru "si sawi"
Trus si bencong itu salah lagi mengartikan mauku. Aku bilang balikin lurusnya kayak rambut awal eh dibuat lurus, jatuh dan sekarang seperti tikus kecebur got.
tapi itulah proses. Setidaknya aku sudah memuaskan rasa ingin tahu seperti apa tampangku dalam rambut yang beda (keriting hancur maksudmu &%$^^$#@@)
Jadi kusimpulkan hidup itu seperti proses rambutku. Aku bisa merencanakan dia seperti apa, tapi hasilnya tetap aja bisa berbeda. Untungnya adalah seperti rambutku yang kemudian oleh proses waktu akan kembali ke bentuk semula, demikian juga hidupku akan kembali ke fitrahnya.
Kamu ngerti nggak ?
Yah emang hanya orang2 yang telah mengalami proses keriting hancur dan lebih hancur saja yang mengerti perkara ini. Kenapa ? Karena orang2 inilah yang paling mengerti bagaimana tetap bisa berjalan dengan kepala tegak plus senyuman. AHA!!!!
Comments