Skip to main content

Pernikahan temanku

Lagi hujan dan rumah sepi. Jadi yah main ke blog ini dulu. Udah lama juga nggak diisi.

Seorang teman dekatku menikah tahun ini. Pernikahan pertama baginya dan yang ketiga bagi suaminya. Aha! Pada mengernyit ya hehehe...

Aku cerita deh..

Teman-teman seantero Medan tidak percaya kalau temanku yang cantik dan nyaris sempurna itu mau menikah dengan duda cerai punya anak tiga. Apalagi duda yang ini udah punya dua mantan istri dan beberapa mantan istri dari pernikahan siri (itu sih yang kudengar). Karena tidak percaya, beramai-ramailah mereka bertanya kepadaku bagaimana mungkin itu terjadi.

Sejujurnya, agak sebel juga ditanya soal itu karena itukan pertanyaan pribadi sekali. Sama seperti ditanya, "Kamu udah umur berapa Vita" Trus gitu dijawab terus terang, pertanyaan lanjutannya ialah "Kok belum nikah juga? Jangan kebanyakan pilih-pilih". Artinya, INI URUSAN AKU BUKAN KAMU!

Namun karena yang ditanya adalah tentang teman baik yang sepertinya siap untuk direndahkan ama yang lain karena pilihan hidupnya, aku sih menjawab kalau pernikahan dia adalah pernikahan yang pastinya sudah melalui pertimbangan yang matang.


Kadang ya, aku suka nggak habis pikir kenapa orang Endonesa ini (baca: Indonesia) suka banget mengurus yang bukan urusannya. Udah dijawab begitu, masih juga ada yang nyolot bilang,"Kamu sebagai sahabatnya harusnya jangan menjerumuskan dia,"

Hah? Menjerumuskan! WHAT!

Setelah menghela nafas berkali-kali dan baca doa pengusir setan, aku hanya bilang,"Dia cerdas, perempuan dewasa, dan memiliki panca indra yang lengkap. Dia sangat waras untuk tahu apa yang dia putuskan,"

Eh malah disambung begini,"Yah sudahlah, namanya juga kamu udah lulusan luar negeri, cara berpikirmu kek orang barat,"

Gubrak! Nyaris nih aku pingsan mendengar celotehan tak bermutu bin ajaib kelas 101. Kalau udah begini sodara-sodara, aku mending memilih diam karena Firman Tuhan bilang, "Jangan berdebat sama yang bodoh!"

So yeah...aku pun hingga kini masih saja sibuk mengurusi pertanyaan-pertanyaan yang sama yang jujur aja membuat pikiran kreatifku ingin segera membuat press release dan membagi-bagikannya kepada yang nanya untuk menghemat waktu penjelasanku hahaha


Cerita moral yang mau kubagi ada dua:

1. Nggak usah nanya yang pribadi-pribadi karena tiap orang dewasa harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
2. Nggak usah ngerasa bahwa kamu adalah orang yang paling tahu apa yang terbaik dan paling benar buat orang lain karena faktanya, kamu belum tentu orang yang benar itu.


ciao


Comments

Popular posts from this blog

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

arti cincin di jari manis

Hari ini seorang teman dari Jepang bertanya padaku apakah aku telah menikah. Aku balik bertanya kenapa dia berpikir demikian dan jawabannya karena aku memakai cincin di jari manis kiri. Aha! Pertanyaan ini pernah juga terlontar di hari terakhir aku di Jerusalem saat menghadiri konvokasi doa internasional. Seorang volunteer dari negara South Afrika menanyakan hal yang sama. Dan wanita ini menanyakan hal itu karena ternyata seorang pria bertanya kepadanya apakah aku telah menikah. Waktu itu aku belum bisa menangkap hubungan antara memakai cincin yang telah puluhan tahun menghiasi jariku dengan apakah aku telah menikah atau belum. Wanita itu bilang hampir di seluruh negara terutama negara barat, orang yang memakai cincin di jari manis kiri adalah orang yang telah menikah. Waktu itu pula wanita itu memandang kasihan padaku. Oh Tuhan benci sekali aku pandangan itu . Dari pandangannya aku mengartikan kalau aku telah melewati kesempatan untuk bertemu dengan para pria yang luar biasa di acar...