Berputar-putar dan terus berputar kayak gasing. Kayak belum puas saja, masih juga ditambah jalan mondar mandir dengan jari telunjuk digerakkan melingkar. Aih, inikah yang disebut cinta.
Pusing aku!
Kak Henny ketawa ngakak mendengar suaraku yang putus asa di ujung telpon.
"Kak, plis deh yah. Serius ini. Ni cinta atau hanya perasaan nggak mau kehilangan,"
Perempuan muda itu malah tertawa dengan desibel suara yang dinaikkan makin kencang. Aku memaki dalam hati. Sialan!! Kenapa sih hati ini nggak bisa diajak berlogika.
Cinta ?
Apa sih yang aku tahu tentang lima huruf itu ? Melambung, ditipu, ciuman, dimaki dan kemudian ditinggalkan tanpa alasan.
Beuh! Sial benar. Kenapa harus sekarang ?
"Nov, kamu tuh yah nggak berubah juga. Udah setua ini belum juga tahu sedang jatuh cinta atau hanya sekedar nyaman. Keterlaluan. Pinomat kau harus tahulah kangen itu bagian cinta. Jadi kalau kau kangen berarti kau cinta." jelas kak Henny.
Bola mataku berputar ke atas. Berpikir, merenung dan menghitung berapa kali aku kangen pada dia. Dan nggak butuh banyak waktu untuk melakukannya karena aku yakin nggak sekalipun aku kangen dengannya.
"Kalau begitu kau nggak cinta,"tegas kak Henny.
"Trus kok aku panik dia mau meninggalkan Medan?"
"Kenapa kau panik?"
Aku mengernyit. Seandainya aku tahu, aku kan nggak perlu repot-repot telpon kak rohaniku itu ke Kisaran. Aih, kok gini sih...
"Kenapa Nov?" Kak henny masih minta jawaban.
"Aku nggak mau aja kak, dia nggak ada lagi disini,"jawabku.
"Iyah, tapi kenapa?"
"Aku nggak tahu kak," nadaku putus asa.
p.s : ada yang tahu alasannya?
Pusing aku!
Kak Henny ketawa ngakak mendengar suaraku yang putus asa di ujung telpon.
"Kak, plis deh yah. Serius ini. Ni cinta atau hanya perasaan nggak mau kehilangan,"
Perempuan muda itu malah tertawa dengan desibel suara yang dinaikkan makin kencang. Aku memaki dalam hati. Sialan!! Kenapa sih hati ini nggak bisa diajak berlogika.
Cinta ?
Apa sih yang aku tahu tentang lima huruf itu ? Melambung, ditipu, ciuman, dimaki dan kemudian ditinggalkan tanpa alasan.
Beuh! Sial benar. Kenapa harus sekarang ?
"Nov, kamu tuh yah nggak berubah juga. Udah setua ini belum juga tahu sedang jatuh cinta atau hanya sekedar nyaman. Keterlaluan. Pinomat kau harus tahulah kangen itu bagian cinta. Jadi kalau kau kangen berarti kau cinta." jelas kak Henny.
Bola mataku berputar ke atas. Berpikir, merenung dan menghitung berapa kali aku kangen pada dia. Dan nggak butuh banyak waktu untuk melakukannya karena aku yakin nggak sekalipun aku kangen dengannya.
"Kalau begitu kau nggak cinta,"tegas kak Henny.
"Trus kok aku panik dia mau meninggalkan Medan?"
"Kenapa kau panik?"
Aku mengernyit. Seandainya aku tahu, aku kan nggak perlu repot-repot telpon kak rohaniku itu ke Kisaran. Aih, kok gini sih...
"Kenapa Nov?" Kak henny masih minta jawaban.
"Aku nggak mau aja kak, dia nggak ada lagi disini,"jawabku.
"Iyah, tapi kenapa?"
"Aku nggak tahu kak," nadaku putus asa.
p.s : ada yang tahu alasannya?
Comments
http://www.asalmaupastibisa.blogspot.com