Ps. Tommy Tenney
Topik :Hadasa
Menulis tentang Tommy Tenney adalah yang termudah. Mudah karena dia memang penulis favoritku. Yah Tenney telah menghasilkan belasan buku best seller yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Kalau tidak salah, 14 buku Tenney telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Salah satu buku garapannya yang telah kubaca ulang sebanyak lima kali sejak aku membelinya adalah buku yang berjudul Pemburu Tuhan. Ini adalah rekor membaca ulangku yang terhebat mengalahkan Chicken Soup dan Harry Potter hahahaha..
Aku ingat ketika untuk pertama kalinya bertemu - tepatnya mendengarkan secara langsung Tenney berkhotbah di Medan. Waktu itu hujan mengamuk segila-gilanya. Aku panik karena masih terkurung di kantor sementara tidak ada jas hujan dan jam telah menunjukkan waktunya acara itu berlangsung.
Aku mondar-mandir dan rekan-rekanku mengira kalau aku panik karena akan berjumpa pujaan hati hahahaha.. Sampai kemudian, karena tidak mau kehilangan momen yang begitu penting aku berangkat dalam keadaan hujan yang masih menggila. Seketika itu aku basah. Tapi yang kuingat hatiku hangat karena aku tahu kenekatanku untuk menerobos hujan akan terbayar dengan apa yang akan kudengar dari Tenney..
Dan aku benar…
Tenney bicara soal Hadasa. Hadasa adalah nama lain dari Ester; anak Abihail seorang Yahudi. Tenney menceritakan ulang kitab Ester dengan sudut pandang yang berbeda. Pada zaman raja Ahasyweros, raja itu setelah membuang Ratu Wasti - permaisurinya -mengumpulkan perempuan-perempuan cantik di sepanjang India dan Etopia yang merupakan wilayah kekuasaan raja Ahasyweros. Ester pun terpilih dan dipersiapkan untuk bertemu dengan sang Raja. Setelah melalui berbagai proses, Ester kemudian diangkat menjadi Ratu.
Pada waktu itu Raja Ahayweros punya seorang panglima; orang kepercayaannya yang bernama Haman. Haman sangat membenci orang Yahudi dan ingin memusnahkannya. Haman telah diberi kekuasaan penuh untuk memusnahkan seluruh bangsa Yahudi. Nah disinilah intrik sesungguhnya terjadi. Sekalipun Haman telah mengacungkan pedang siap membantai orang Yahudi; alih-alih panik Ester justru memilih untuk duduk tenang dekat kaki raja dan makan semeja dengan sang Raja. Ester mengerti yang harus dia lakukan adalah mengambil hati sang Raja dan membuat raja itu berjanji mengabulkan apapun yang menjadi keinginannya.
Kitab Ester pasal 7 : 2 menceritakan Raja akhirnya terpikat dengan Ester. Lantas mendesak Ester untuk meminta apapun yang dipastikan akan diberikan sang Raja. Kelanjutannya bisa ditebak. Ester meminta kepala Haman…
Sama seperti kisah Hadasa (aku lebih suka menyebutnya Hadasa), Tenney mengatakan seperti itulah harusnya sikap kita saat menghadapi masalah. Seberat apapun masalah yang datang; sekalipun masalah itu berhubungan dengan nyawa kita, kita harus belajar untuk tetap tenang. Tidak perlu panik. Kita hanya perlu datang kepada Tuhan, memujiNya terus menerus, menyembahNya, mengambil hatiNya, dan membuat Tuhan akhirnya luluh dan mengatakan, “Mintalah apapun yang kau mau, maka aku akan mengabulkannnya,”
Poinnya adalah ketika masalah datang, biarkan mata dan hati kita fokus tertuju kepada Tuhan dan bukan kepada masalah. Masalah tidak dapat menjamah kita saat kita berada dalam hadirat Tuhan.
Khotbah Tenney mengubah cara pandangku secara radikal. Tidak peduli masalah apapun yang datang, yang kuperlukan hanya intim dengan Tuhan. Aku nggak harus minta Tuhan menyingkirkan masalah. Biarkan Tuhan yang bertanya, apa yang perlu Dia singkirkan dari hidupku. Biarkan Tuhan yang bertanya, apa yang kuinginkan. Bukankah itu suatu hal yang luar biasa. Jika Tuhan sendiri yang mengajukan diriNya untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan kita. Wow…
Topik :Hadasa
Menulis tentang Tommy Tenney adalah yang termudah. Mudah karena dia memang penulis favoritku. Yah Tenney telah menghasilkan belasan buku best seller yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Kalau tidak salah, 14 buku Tenney telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Salah satu buku garapannya yang telah kubaca ulang sebanyak lima kali sejak aku membelinya adalah buku yang berjudul Pemburu Tuhan. Ini adalah rekor membaca ulangku yang terhebat mengalahkan Chicken Soup dan Harry Potter hahahaha..
Aku ingat ketika untuk pertama kalinya bertemu - tepatnya mendengarkan secara langsung Tenney berkhotbah di Medan. Waktu itu hujan mengamuk segila-gilanya. Aku panik karena masih terkurung di kantor sementara tidak ada jas hujan dan jam telah menunjukkan waktunya acara itu berlangsung.
Aku mondar-mandir dan rekan-rekanku mengira kalau aku panik karena akan berjumpa pujaan hati hahahaha.. Sampai kemudian, karena tidak mau kehilangan momen yang begitu penting aku berangkat dalam keadaan hujan yang masih menggila. Seketika itu aku basah. Tapi yang kuingat hatiku hangat karena aku tahu kenekatanku untuk menerobos hujan akan terbayar dengan apa yang akan kudengar dari Tenney..
Dan aku benar…
Tenney bicara soal Hadasa. Hadasa adalah nama lain dari Ester; anak Abihail seorang Yahudi. Tenney menceritakan ulang kitab Ester dengan sudut pandang yang berbeda. Pada zaman raja Ahasyweros, raja itu setelah membuang Ratu Wasti - permaisurinya -mengumpulkan perempuan-perempuan cantik di sepanjang India dan Etopia yang merupakan wilayah kekuasaan raja Ahasyweros. Ester pun terpilih dan dipersiapkan untuk bertemu dengan sang Raja. Setelah melalui berbagai proses, Ester kemudian diangkat menjadi Ratu.
Pada waktu itu Raja Ahayweros punya seorang panglima; orang kepercayaannya yang bernama Haman. Haman sangat membenci orang Yahudi dan ingin memusnahkannya. Haman telah diberi kekuasaan penuh untuk memusnahkan seluruh bangsa Yahudi. Nah disinilah intrik sesungguhnya terjadi. Sekalipun Haman telah mengacungkan pedang siap membantai orang Yahudi; alih-alih panik Ester justru memilih untuk duduk tenang dekat kaki raja dan makan semeja dengan sang Raja. Ester mengerti yang harus dia lakukan adalah mengambil hati sang Raja dan membuat raja itu berjanji mengabulkan apapun yang menjadi keinginannya.
Kitab Ester pasal 7 : 2 menceritakan Raja akhirnya terpikat dengan Ester. Lantas mendesak Ester untuk meminta apapun yang dipastikan akan diberikan sang Raja. Kelanjutannya bisa ditebak. Ester meminta kepala Haman…
Sama seperti kisah Hadasa (aku lebih suka menyebutnya Hadasa), Tenney mengatakan seperti itulah harusnya sikap kita saat menghadapi masalah. Seberat apapun masalah yang datang; sekalipun masalah itu berhubungan dengan nyawa kita, kita harus belajar untuk tetap tenang. Tidak perlu panik. Kita hanya perlu datang kepada Tuhan, memujiNya terus menerus, menyembahNya, mengambil hatiNya, dan membuat Tuhan akhirnya luluh dan mengatakan, “Mintalah apapun yang kau mau, maka aku akan mengabulkannnya,”
Poinnya adalah ketika masalah datang, biarkan mata dan hati kita fokus tertuju kepada Tuhan dan bukan kepada masalah. Masalah tidak dapat menjamah kita saat kita berada dalam hadirat Tuhan.
Khotbah Tenney mengubah cara pandangku secara radikal. Tidak peduli masalah apapun yang datang, yang kuperlukan hanya intim dengan Tuhan. Aku nggak harus minta Tuhan menyingkirkan masalah. Biarkan Tuhan yang bertanya, apa yang perlu Dia singkirkan dari hidupku. Biarkan Tuhan yang bertanya, apa yang kuinginkan. Bukankah itu suatu hal yang luar biasa. Jika Tuhan sendiri yang mengajukan diriNya untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan kita. Wow…
Comments