Skip to main content

Kesulitan atau Solusi

Jangan bicara kesulitan. Bicaralah soal solusi. Kalo bicara soal kesulitan mah
nggak akan habis-habisnya. Tapi yah itu tadi lebih mudah bicara itu daripada mikirin solusinya. Iyah kan...

aku sih belajar untuk bicara solusi. Belajar untuk melihat dari sisi yang lain. Emang nggak mudah tapi bukan berarti nggak bisa dilakukan. Coba aja, mana yang lebih menguras emosi; bicara kesulitan atau solusi. Yah jawabannya kesulitan.

Nggak tahu kenapa yah, aku sekarang menghindar bergaul dengan mereka yang suka bicara dan mengeluhkan kesulitan mereka karena aku pikir hidupku juga udah sulit. Jika aku bergaul dengan tipe begini, ini akan membuatku memandang kesulitan yang tengah ada dengan sisi yang lebih gelap. Ibarat kesulitanku warnanya udah coklat hampir ke hitam, nah bergaul dengan mereka akan membuat persoalanku jadi hitam.

aku kan nggak kuat2 banget bisa tetap tegar berdiri diantara orang-orang yang suka mengeluhkan kesulitan mereka. Kecuali mereka adalah orang yang mengalami kesulitan tapi belajar untuk memperoleh solusinya. Kalau yang jenis begini, ayo mang kita bergaul....monggo....

Temanku Risma bilang, kenapa aku nggak pernah lagi telpon dia. Aku sih pengen yah. Tapi masa tiap kali aku meneleponnya- interlokal-berjam-jam - aku harus mendengarkan kesulitannya melulu. Nggak adil bagiku. Tidak bagi perasaanku. Tidak bagi otakku termasuk tidak bagus bagi kantongku heheheheheh. Jadi maaf-maf dulu neng...

So, pekan ini aku sedang memikirkan solusi bagaimana membuat pohon cemara salju yang hampir mati itu, berseri kembali...Kenapa penting bagiku karena cemara itu adalah simbol tentang mimpi besarku.amin


P.S : ada yang tahu gimana merawat cemara?

Comments

Popular posts from this blog

Kepada rekan sevisi (cont: ayo donasi ke Israel)

Medan, 08 September 2008 Kepada : Teman sevisi Salam kegerakan, Nama saya Novita Sianipar. Panggil saya Vita. Saat ini saya mendapat undangan untuk mengikuti konferensi internasional (All Nations Convocation Jerusalem/ ANCJ) di Israel mulai tanggal 21 September hingga 13 Oktober 2008. Saya memperoleh undangan ini dari rekan saya Miss X (maaf nama dirahasiakan), yang juga volunteer di JHOPFAN (Jerusalem House of Prayer for All Nations) di Israel. Dia merupakan staff disana pada konferensi sebelumnya. Beliau merekomendasikan nama saya sebagai salah satu volunteer untuk kawasan Asia. Saya merupakan satu-satunya volunteer asal Indonesia yang bakal bertugas di konferensi itu. Tugas saya dalam acara tersebut adalah menyambut para delegasi dari seluruh dunia khususnya dari Asia dan memfasilitasi kebutuhan mereka dalam acara tersebut. Selain itu saya mendapat tambahan tugas dibagian publikasi dan media. Adalah penting jika Indonesia mengirimkan volunteer perwakilannya di ANCJ di Israel. Saat i...

Masih cemas

Aku berusaha untuk konsentrasi menyelesaikan essay tapi pikiran selalu saja berlari ingin pulang dan memeluk mama. Seperti apapun yang kuupayakan, tetap saja aku nggak bisa menghalau rasa cemas ini. Aku takut...........

Berani mencinta berani disakiti

Benci dan kemarahan hanyalah dua komponen yang menyerang ganas kepada mereka yang dipercaya namun merusak kepercayaan itu. Benci yang kata orang benar-benar cinta sebenarnya menunjukkan defenisi yang benar bahwa benci hanya bisa dilampiaskan  kepada orang yang benar-benar kita cintai haha. Kemarin aku menonton sebuah FTV, Si tokoh wanita bilang, "Aku tidak ingin disakiti, makanya aku tidak ingin mencintainya. " Lantas, si tokoh pria mengatakan, "Kalau kau berani mencintai, kau sedang memberi peluang untuk disakiti." Cinta dan rasa sakit hati nampaknya memang satu paket. Itulah sebabnya kitab Amsal juga menuliskannya dengan jelas bahwa orang yang paling berpeluang menyakitimu adalah orang yang paling kamu cinta dan percayai. Jadi jika memang satu paket, tentu kalimat bijak yang bisa dibentuk ialah, berani mencinta berani disakiti hahahahaha..Mengerikan.