"Kita nggak sedang bicara soal pengalaman kamu, " Pria itu mengatakannya lagi. Seingatku yang kedua kali dalam sejam pertama pertemuan kami.
Ugh, aku sebel dia bilang itu. Aku nggak pernah protes kalo dia bicara soal ceweknya. Aku juga nggak pernah protes kalo dia cerita apa saja meski ujung2nya aku akan nanya, "jadi apa inti cerita kamu "
"Kamu lagi dekat dengan siapa sekarang ?" tanyanya.
Seketika itu aku ingin lenyap dari hadapannya.
Apa yang dimaksud dekat? pacar? gebetan? sahabat istimewa atau apa? Apa indikator yang dimaksud dekat? Apa selalu berhubungan dengan orang yang sama dapat dikatakan dekat? Apa harus ketemu secara teratur? Apakah dengan mengirim sms kepada orang yang sama setiap hari tak peduli dibalas atau tidak; bisa disebut dekat? Kalo ya, seharusnya dia sudah tahu jawabnya.
Akh, aku nggak begitu ingat lagi jawabku atas pertanyaannya. Tapi bagiku sendiri yang disebut dekat adalah dia selalu ingin berhubungan denganku. Tanpa harus punya alasan kecuali ingin dengar suaraku, mau tau aku sedang apa, dimana, dengan siapa, dan bagaimana hariku.
Kemarin aku mengirim sms kepada beberapa orang mengatakan mamaku masuk rumah sakit. Tapi respon yang kudapat jauh dari yang kuharapkan. Jadi kini aku berpikir, "oke, baiklah ternyata tidak ada istimewanya aku bagi kamu,"
Jadi ini yang kulakukan; melanjutkan hidupku dan bersenang-senang.
Kita tidak bisa memaksa orang agar menganggap kita penting dan istimewa dalam hidupnya. Kita hanya bisa memberi peluang itu dengan mengizinkan mereka masuk dan terlibat dalam suka duka hidup kita. Kalo ini tidak dimanfaatkan, yah kesimpulannya cukup jelas, dia tidak menganggap kita istimewa.
Kecewa? Yah lah. Gimana pun aku telah terlanjur berharap. Tapi aku juga bersyukur kini aku bisa menentukan langkah selanjutnya. Tinggalkan dia.
Untuk segala sesuatu ada masanya; untuk apapun dibawah langit ada waktunya
(Pengkotbah 3 : 1 )
Ugh, aku sebel dia bilang itu. Aku nggak pernah protes kalo dia bicara soal ceweknya. Aku juga nggak pernah protes kalo dia cerita apa saja meski ujung2nya aku akan nanya, "jadi apa inti cerita kamu "
"Kamu lagi dekat dengan siapa sekarang ?" tanyanya.
Seketika itu aku ingin lenyap dari hadapannya.
Apa yang dimaksud dekat? pacar? gebetan? sahabat istimewa atau apa? Apa indikator yang dimaksud dekat? Apa selalu berhubungan dengan orang yang sama dapat dikatakan dekat? Apa harus ketemu secara teratur? Apakah dengan mengirim sms kepada orang yang sama setiap hari tak peduli dibalas atau tidak; bisa disebut dekat? Kalo ya, seharusnya dia sudah tahu jawabnya.
Akh, aku nggak begitu ingat lagi jawabku atas pertanyaannya. Tapi bagiku sendiri yang disebut dekat adalah dia selalu ingin berhubungan denganku. Tanpa harus punya alasan kecuali ingin dengar suaraku, mau tau aku sedang apa, dimana, dengan siapa, dan bagaimana hariku.
Kemarin aku mengirim sms kepada beberapa orang mengatakan mamaku masuk rumah sakit. Tapi respon yang kudapat jauh dari yang kuharapkan. Jadi kini aku berpikir, "oke, baiklah ternyata tidak ada istimewanya aku bagi kamu,"
Jadi ini yang kulakukan; melanjutkan hidupku dan bersenang-senang.
Kita tidak bisa memaksa orang agar menganggap kita penting dan istimewa dalam hidupnya. Kita hanya bisa memberi peluang itu dengan mengizinkan mereka masuk dan terlibat dalam suka duka hidup kita. Kalo ini tidak dimanfaatkan, yah kesimpulannya cukup jelas, dia tidak menganggap kita istimewa.
Kecewa? Yah lah. Gimana pun aku telah terlanjur berharap. Tapi aku juga bersyukur kini aku bisa menentukan langkah selanjutnya. Tinggalkan dia.
Untuk segala sesuatu ada masanya; untuk apapun dibawah langit ada waktunya
(Pengkotbah 3 : 1 )
Comments