seharian ini aku senyum-senyum sendiri teringat mimpi dua malam terakhir ini. idih gimana bisa sih dua malam berturut-turut aku mimpi ciuman dengan dua pria berbeda. dua pria yang memang menakjubkan yang kukenal belakangan ini.
kata temanku itu pertanda tidak baik, " Itu artinya kalian akan berpisah."
kata temanku lainnya itu pertanda baik,"Kalau mimpinya menjelang pagi begitu biasanya bakal jadi kenyataan,"
apa???????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Oh No! Oh Yes! Glek! Ampuni aku Tuhan.
Yah enggak mungkinlah. Nggak banget lagi! kenapa? karena aku udah komit nggak akan ciuman sampai di depan altar gereja dan pastornya bilang, sekarang kalian resmi jadi suami istri. muna? a little bit yeah tapi setidaknya sampai saat ini aku menepatinya. apa karena emang aku lagi kosong dan ngejomblo? Yah mungkin juga tapi nggak juga kok, soalnya jika aku mau saja, aku bisa kok melakukannya. dengan siapa? Yah dengan seseorang yang hingga kini masih menempati ruang utama di hatiku. Tapi toh aku tidak melakukannya. Bahkan tidak secara " ciuman di telpon sambil mandangin tembok kamar dan cengar-cengir sendirian".
aku belajar menghormati komitmenku.
trus kok bisa mimpi ciuman ?
well, gini cerita. nah emang dua hari yang lalu aku bilang ke Tuhan, " Ayah, aku pengen banget ciuman. Tapi kan ga bisa. Tapi aku benar-benar pengen."
Dan yah inilah yang kudapat.
Trus pertanyaan berikutnya adalah dengan siapa aku ciuman. Nah ini dia yang nggak mungkin kujabarkan karena keduanya adalah pria menakjubkan yang berhak mendapat hormat yang semestinya. Mereka prianya Tuhan, singel, manis, lucu, dan talented. Pria yang masuk nominasi dalam surat perjanjian mencari suami selama 365 hari versiku dan Lita.
Dan pertanyaan kuncinya, apakah aku menikmatinya? SANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!! Oh mama, ugh!
kata temanku itu pertanda tidak baik, " Itu artinya kalian akan berpisah."
kata temanku lainnya itu pertanda baik,"Kalau mimpinya menjelang pagi begitu biasanya bakal jadi kenyataan,"
apa???????????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Oh No! Oh Yes! Glek! Ampuni aku Tuhan.
Yah enggak mungkinlah. Nggak banget lagi! kenapa? karena aku udah komit nggak akan ciuman sampai di depan altar gereja dan pastornya bilang, sekarang kalian resmi jadi suami istri. muna? a little bit yeah tapi setidaknya sampai saat ini aku menepatinya. apa karena emang aku lagi kosong dan ngejomblo? Yah mungkin juga tapi nggak juga kok, soalnya jika aku mau saja, aku bisa kok melakukannya. dengan siapa? Yah dengan seseorang yang hingga kini masih menempati ruang utama di hatiku. Tapi toh aku tidak melakukannya. Bahkan tidak secara " ciuman di telpon sambil mandangin tembok kamar dan cengar-cengir sendirian".
aku belajar menghormati komitmenku.
trus kok bisa mimpi ciuman ?
well, gini cerita. nah emang dua hari yang lalu aku bilang ke Tuhan, " Ayah, aku pengen banget ciuman. Tapi kan ga bisa. Tapi aku benar-benar pengen."
Dan yah inilah yang kudapat.
Trus pertanyaan berikutnya adalah dengan siapa aku ciuman. Nah ini dia yang nggak mungkin kujabarkan karena keduanya adalah pria menakjubkan yang berhak mendapat hormat yang semestinya. Mereka prianya Tuhan, singel, manis, lucu, dan talented. Pria yang masuk nominasi dalam surat perjanjian mencari suami selama 365 hari versiku dan Lita.
Dan pertanyaan kuncinya, apakah aku menikmatinya? SANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!! Oh mama, ugh!
Comments