Skip to main content

selamat jalan sobat

Ratusan siluet kenangan saat-saat enak ataupun ga enak terus melintas dalam pikiran sejak kepergian pak Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), T Rizal Nurdin. Aku jelas ga bisa tidur di malam pertama meliput peristiwa jatuhnya pesawat Mandala Airlines di kawasan Bandara Polonia Medan.

salah satu rekanku yang juga reporter radio menangis lirih. Wajahnya yang biasa terlihat keras, Senin pagi itu (5/9) terlihat sendu sekali. " AKu ga nyangka NOv, dia pergi dengan cara begini"

aku hanya bisa terdiam. Tiba2 tanpa dapat kucegah, aku ingat salah satu guyonan Gubsu yang membuat tawa kami (red:para wartawan) lepas berderai. "Yah sudah, ntar gaji ketiga 13 saya untuk biaya les bahasa Inggris kalian saja" gitu katanya.

inget juga saat aku "maksa" dia untuk kasih tanggapan soal LKPJ nya yang bakal ditolak ama dewan. "Sudahlah yah," ujarnya sambil mengusap pundakku lembut. Saat itu wajahnya terlihat lelah sekali. Maklum wartawan terus memburunya karena dugaan mark up dana APBD Provinsi 2004

TEtapi bagiku secara pribadi, dia seperti ...hm, aku ga tau bagaimana menggambarkan perasaanku. intinya, aku ngerasa dia telah menyatu dengan keseharianku. apa yang dia kerjakan, apa yang dia katakan, apa reaksinya...dia adalah duniaku itu sendiri hikss..

aku kehilangannya. malam ini saat aku menorehkan tulisan ini di kompie, baru kerasa bahwa dia sudah pergi. besok dia tidak ada lagi untuk "dikejar". besok dia tidak ada lagi untuk didesak, ditungguin, digosipin hihihi, dicemberutin jika ga mau kasih komen. kemarin ketika hari pertama dia dinyatakan tewas, aku masih saja ngerasa dia lagi pergi dinas luar kota. yah seperti biasa. ughhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!

aku benci bilang ini karena membuatku terlihat lemah. tapi aku sungguh2 merasa kehilangannya.

aku ingin sekali cerita banyak. ingin bilang betapa manusiawinya seorang T Rizal NUrdin yang batuk saat diwawancara, yang marah saat ngerasa terlalu didesak, yang tertawa saat mendengar pertanyaan yang lucu dan kadang ga nyambung.

aku hiksss.........aku kehilangan kata.sumpe........

aku hanya bisa bilang, aku kehilanganmu sobat....
selamat jalan. terima kasih telah berusaha memberikan yang terbaik untuk ...........kami!

Comments

Popular posts from this blog

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...