Skip to main content

Ayah

sedikit menyakitkan tapi aneh aku malah menikmatinya. terluka lagi. persoalan yang sama. kenapa yah terus berulang. mungkin karna aku belon lulus dalam ujian hidup yang satu ini. aku perlu pertolongan. bukan darinya. bukan darimu. tapi dari Dia yang empunya aku.

pagi ini menghadap Ayah (aku memanggilnya begitu) bercerita kepada Dia tentang penatnya hariku. Dia tersenyum lembut.alangkah damainya. seandainya semua wajah selembut Dia.

AKU: alo ayah... aku enggan ke kantor lagi hari ini
Ayah: persoalan klasik heh (matanya menatap lurus kearahku)
Aku:aku bosan.
Ayah: terhadap ....(Dia menyebutkan sederatan nama)
Aku: kenapa aku .......... (Dia memotongnya: kau harus mengubah cara berpikirmu) Aku balik menatapnya. aku mencari jawaban dalam beningnya mataNya. "Kenapa Ayah mendidikku terlalu keras,"
Ayah: (Dia menggelangkan kepalanya) hey.... kau tau itu tidak benar. Aku mendidikmu sebatas yang kau bisa hadapi."
Aku: tapi tidak tentang satu ini. aku lelah. aku muak. kadang aku berpikir Ayah tidak adil membiarkan aku terlahir sebagai anak tunggal. aku sangat membencinya.
Ayah:Bukankah Jesus juga terlahir sebagai anak tunggal.
AKu: Dia lain. AKU kan bukan Dia. GImana sih Ayah ini?! (aku memonyongkan bibirku)
Ayah:(mengacak rambutku) Dasar manja... tentu saja kau bukan Dia. Tapi bukankah kau juga harus belajar seperti Dia.
Aku: aku ga bakal bisa seperti Dia
Ayah: kau pasti bisa
Aku: Ayah gimana sih?! Aku kan hanya seorang novita.darimana Ayah tau aku pasti bisa
Ayah: (tersenyum lebar sambil menepuk dada dengan bangga) siapa dulu donk. ayahhhhhhhhhhh..............
Aku mendengus kesal. Dia malah tertawa. giginya putih kayak mutiara. Ayah memang pria paling tampan yang pernah ada didunia dan surga hihihi. "Kamu tau sayang, waktu Ayah menenunmu, Ayah telah menyiapkan semua hal yang memampukanmu menjadi sperti Dia.
Aku:lantas kenapa aku selalu mengalami kegagalan
Ayah: seharusnya tidak jika kau mau dengar apa yang Ayah bilang. Tapi bukan itu yang terpenting. Yang paling penting adalah kau belajar dari kegagalanmu dan berhasil melewatinya. Oh sayang, andai kau tau betapa inginnya Ayah selalu melihat senyum di matamu.
Aku: Apa Ayah masih mencintaiku?
Ayah: pertanyaan bodoh! (Dia merangkulku erat sekali. damai)
Aku: Apa Ayah sungguh2 mencintaiku?
Ayah: Ayah telah membuktikannya kan honey...(Dia menunjukkan telapak tangannya yang masih berbekas luka)
Aku: meski aku telah banyak melukai dan mengecewakan Ayah?
Ayah: hey... pertanyaan bodoh lagi
Aku: aku mencintai Ayah.
Ayah:Ayah tau sayang.

dan aku pun bercerita lagi dan lagi. hatiku masih sakit. tapi aku tau waktu bisa menyembuhkannya.

Comments

"hatiku masih sakit. tapi aku tau waktu bisa menyembuhkannya."
...kok waktu sih yang bisa menyembuhkan sakit hatinya? apa nggak salah tuh..?
Novita Sianipar said…
iya donk. itu kan alkitabiah. liat deh di mazmur2 nya Daud. eh yo, hm, (jadi malu) gue senang loe ikutan main di blogku.makasih ya om chio heheheh
Sejak kapan Tiyo kenal ama temen gw novie yang imut ini ??? Wah wah wah ...

Popular posts from this blog

liputan ke aceh

aceh... akhirnya aku menjejak kaki juga ke serambi mekah itu. dan hatiku menangis. dalam. rick paddcok-rekanku-jurnalis kawakan dari LA Times memegang tanganku. "it's ok rick, " aku menepis tangannya. kaki terus melangkah.pelan. tiap langkah hanya tangisan yang dalam. aku menghela napas. berat. sementara pastorku-Sukendra Saragih menangis pilu. raut wajahnya -God! aku tau betapa tersiksanya dia melihat ini semua. 9 tahun ia bolak-balik aceh. ratusan ribu kali. hanya untuk satu visi agar ada hidup baru yang mengalir di aceh. tapi hari ini.. gelombang tsunami meluluhlantakkan negeri ini dan menyeret ratusan ribu jiwa ke neraka. aku menarik napas lagi. kali ini lebih dalam. tapi yang terjadi aku malah muntah. Rick memegang pundakku,"are you ok vie" aku meraih lengannya. aku hanya bisa mengangguk pasrah. dan aku pun memulai liputanku. aku disana seminggu. ada banyak hal yang ingin kuceritakan. tentang kehilangan. tentang rasa sepi.tentang keputusasaan. tentang ...

kangenku melayang

Aku kangen banget hari ini- dengan kamu – pria yang begitu mempesona. Tapi rinduku ga pernah jelas bagimu. Kamu menejermahkannya dengan candaan tetapi aku mengartikannya sebagai penolakan. Rinduku ga pernah penting untukmu. Sesaat aku menyesal mencintaimu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu dan aku ga akan pernah mencabutnya kembali. Aku terlalu mencintaimu. Akh..andai waktu bisa terulang. Andai jarak bisa ditiadakan… Jangan bilang aku kekanakan. Jangan bilang aku tidak mengerti dengan yang kukatakan. Bahasaku sederhana – aku hanya ingin berada disisimu.

Cara melupakan Kenangan Pahit

Kenangan pahit tidak perlu dipaksa dilupakan. Biarkan saja dia mengendap dengan sendirinya. Aku yakin waktu bisa membuat kenangan itu terlupakan. Dan inilah yang kualami. Aku perlu waktu yang lama untuk bisa melupakan kenangan itu. Awalnya pengen buru-buru menghapusnya dan menguburnya namun aku memilih proses waktu yang melakukannya. Malam ini aku menguji coba lagi apakah kenangan itu masih terasa pahit dan sakit saat aku melihat wajah itu. Puji Tuhan ternyata tidak. Aku melihatnya sama seperti jika aku melihat wajah orang lain. Memang kenangan itu masih ada tapi tidak lagi menimbulkan rasa nyeri seperti yang kurasakan untuk pertama kali pada 4 tahun silam. Kenangan yang pahit hanya bisa merubah ketika kita secara berani membiarkan hati kita melakukan recovery secara berlahan dan tidak dipaksakan. Artinya memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya sendiri. Aku pun melakukannnya dengan sangat berlahan. Pertama memberikan diriku kesempatan untuk menangis. Kedua ...