Skip to main content

Sebulan tanpanya

Besok sudah tanggal 1 Oktober, officially kami (aku dan suami) sudah berpisah selama 1 bulan. Dia balik ke Belanda dan daku kembali ke Medan. Tidak terasa juga waktu berjalan tau-tau udah selesai aja September, tapi tetap masih ada November, Desember dan Januari yang harus dijalani sendirian. Februari masih terasa amat sangat jauh dan tidak tersentuh, padahal bulan itulah yang kami tunggu karena aku akan ke Belanda menyusulnya. Dan mengapa terasa tidak benar menunggu waktu berlalu dengan cepat sementara banyak bulan yang bisa diisi dengan sesuatu yang lebih real daripada menghitung waktu. Akh!

Berpisah dengannya memang menjadi kebiasaan sejak masa pacaran. Namun berpisah dengannya dalam status suami istri adalah hal yang berbeda. Bukan karena kemudian kami bisa melakukan hubungan suami istri makanya itu berbeda, tapi ada rasa yang berbeda -seakan aku tidak menjadi utuh tanpanya-. Dengan demikian terpenuhilah Firman Tuhan, "..mereka bukan lagi dua melainkan menjadi satu tubuh." Dan demi segala rasa yang aku miliki, perasaan ini kadang membuatku mengharu biru dan bisa sejenak menjadi sangat pemarah.

Hidup memang tidak akan pernah sempurna.

Comments

Popular posts from this blog

Kepada rekan sevisi (cont: ayo donasi ke Israel)

Medan, 08 September 2008 Kepada : Teman sevisi Salam kegerakan, Nama saya Novita Sianipar. Panggil saya Vita. Saat ini saya mendapat undangan untuk mengikuti konferensi internasional (All Nations Convocation Jerusalem/ ANCJ) di Israel mulai tanggal 21 September hingga 13 Oktober 2008. Saya memperoleh undangan ini dari rekan saya Miss X (maaf nama dirahasiakan), yang juga volunteer di JHOPFAN (Jerusalem House of Prayer for All Nations) di Israel. Dia merupakan staff disana pada konferensi sebelumnya. Beliau merekomendasikan nama saya sebagai salah satu volunteer untuk kawasan Asia. Saya merupakan satu-satunya volunteer asal Indonesia yang bakal bertugas di konferensi itu. Tugas saya dalam acara tersebut adalah menyambut para delegasi dari seluruh dunia khususnya dari Asia dan memfasilitasi kebutuhan mereka dalam acara tersebut. Selain itu saya mendapat tambahan tugas dibagian publikasi dan media. Adalah penting jika Indonesia mengirimkan volunteer perwakilannya di ANCJ di Israel. Saat i...

Masih cemas

Aku berusaha untuk konsentrasi menyelesaikan essay tapi pikiran selalu saja berlari ingin pulang dan memeluk mama. Seperti apapun yang kuupayakan, tetap saja aku nggak bisa menghalau rasa cemas ini. Aku takut...........

Berani mencinta berani disakiti

Benci dan kemarahan hanyalah dua komponen yang menyerang ganas kepada mereka yang dipercaya namun merusak kepercayaan itu. Benci yang kata orang benar-benar cinta sebenarnya menunjukkan defenisi yang benar bahwa benci hanya bisa dilampiaskan  kepada orang yang benar-benar kita cintai haha. Kemarin aku menonton sebuah FTV, Si tokoh wanita bilang, "Aku tidak ingin disakiti, makanya aku tidak ingin mencintainya. " Lantas, si tokoh pria mengatakan, "Kalau kau berani mencintai, kau sedang memberi peluang untuk disakiti." Cinta dan rasa sakit hati nampaknya memang satu paket. Itulah sebabnya kitab Amsal juga menuliskannya dengan jelas bahwa orang yang paling berpeluang menyakitimu adalah orang yang paling kamu cinta dan percayai. Jadi jika memang satu paket, tentu kalimat bijak yang bisa dibentuk ialah, berani mencinta berani disakiti hahahahaha..Mengerikan.