Doa selalu menjadi hal yang penting dalam sebuah hubungan. Itu menurutku. So, tidak peduli sebaik apapun atau seburuk apapun susunan kalimat dalam doa, aku mengartikannya sebagai kasih.
"Aku nggak pintar berdoa. Kalimatnya nggak bagus, "Samar itulah yang kudengar usai dia berdoa bagiku. Aku tertawa kecil. "Tuhan mengerti, itu sudah cukup kok, " Kudengar dia tertawa dan lantas seperti berusaha mengatakan sesuatu kalau dirinya bukanlah orang yang tepat untuk menjadi pendoa. "Aku mengerti doa kamu, "ujarku menyakinkan. Dia bergumam nggak jelas.
Aku masih mengingat kali pertama dia berdoa. Doa yang diucapkan dengan begitu sederhana, "Tuhan,supaya Novita tidak lagi merasa sendirian dalam hidup ini," Dia menutupnya dengan Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Waktu berikutnya, dia berdoa. Kali ini bahasa Jawa. Sumpe, aku nggak mengerti apa yang dia bilang. Hanya satu kata yang aku yakin tahu artinya, yakni amin. Selebihnya samar.
Aku tidak peduli apakah doa kamu layak dapat Pulitzer atau harus masuk tong sampah karena susunan bahasanya yang seperti anak kecil baru bisa belajar bilang ta..ta..
Hanya satu yang aku peduli. Kamu berhasil bilang kata AMIN di penghujung doa kita. Itu artinya kamu menang menahan kantuk dan menunjukkan kasihmu.(Kamu harus tahu, kadang aku begitu lelah dan mengantuknya sehingga aminnya baru akan terdengar besok harinya hihihiihi. Maafin aku Tuhan)
Terima kasih buat doa-doamu yang kudengar dan doa-doamu yang tidak (atau tidak perlu) kudengar.
Kamu baik bagiku.
"Aku nggak pintar berdoa. Kalimatnya nggak bagus, "Samar itulah yang kudengar usai dia berdoa bagiku. Aku tertawa kecil. "Tuhan mengerti, itu sudah cukup kok, " Kudengar dia tertawa dan lantas seperti berusaha mengatakan sesuatu kalau dirinya bukanlah orang yang tepat untuk menjadi pendoa. "Aku mengerti doa kamu, "ujarku menyakinkan. Dia bergumam nggak jelas.
Aku masih mengingat kali pertama dia berdoa. Doa yang diucapkan dengan begitu sederhana, "Tuhan,supaya Novita tidak lagi merasa sendirian dalam hidup ini," Dia menutupnya dengan Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Waktu berikutnya, dia berdoa. Kali ini bahasa Jawa. Sumpe, aku nggak mengerti apa yang dia bilang. Hanya satu kata yang aku yakin tahu artinya, yakni amin. Selebihnya samar.
Aku tidak peduli apakah doa kamu layak dapat Pulitzer atau harus masuk tong sampah karena susunan bahasanya yang seperti anak kecil baru bisa belajar bilang ta..ta..
Hanya satu yang aku peduli. Kamu berhasil bilang kata AMIN di penghujung doa kita. Itu artinya kamu menang menahan kantuk dan menunjukkan kasihmu.(Kamu harus tahu, kadang aku begitu lelah dan mengantuknya sehingga aminnya baru akan terdengar besok harinya hihihiihi. Maafin aku Tuhan)
Terima kasih buat doa-doamu yang kudengar dan doa-doamu yang tidak (atau tidak perlu) kudengar.
Kamu baik bagiku.
Comments